Efisiensi pemasaran kayu jenis sengon (paraserianthes falcataria) (studi kasus Hutan Rakyat Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor)
Main Author: | PURWANTO |
---|---|
Format: | Bachelors |
Terbitan: |
Fakultas Sains dan Teknologi
|
Daftar Isi:
- Salah satu Kecamatan pemasok kayu jenis sengon di kabupaten bogot adalah Kecamatan Leuwisadeng. Sebagian besar petani sengon di kecamatan ini belum mampu maksimal dalam mengumpulkan informasi pasar sehingga mereka kurang memiliki daya saing dalam menawarkan kayu sengon. Akibatnya volume kayu dan keuntungan dari hasil penjualan yang didapat menjadi sedikit. Harga kayu dijual lebih ditentukan oleh para perantara dan memposisikan petani sebagi penerima harga (price-taker). Posisi tersebut mengakibatkan peranan perantara lebih menonjol dan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dibandingkan petani. Walaupun kondisi tersebut adalah kondisi yang pada umumnya terjadi dalam suatu usahatani, akan tetapi perlu dikaji lebih jauh mengenai efisiensi pemasaran yang sedang terjadi saat ini sehingga dapat diketahui apakah sistem pemasaran tersebut sudah efisien atau belum. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efisiensi pemasaran kayu jenis sengon berdasarkan (1) Saluran dan lembaga pemasaran kayu jenis sengon, (2) Struktur pasar kayu jenis sengon, (3) Fungsi pemasaran petani, perantara dan sawmill kayu jenis sengon, (4) Marjin pemasaran perantara dan sawmill kayu jenis sengon, (5) Farmer�s share petani Kecamatan Leuwisadeng. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, sedangkan dalam menganalisis data digunakan analisis saluran pemasaran, analisis struktur pasar, analisis fungsi pemasran, analisis marjin pemasaran dan analisis farmer�s share Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa saluran pemasaran yang terbentuk pada pemasaran kayu jenis sengon kecamatan leuwisadeng yaitu Saluran Pemasaran 1 terdiri dari Petani � Perantara � Sawmill - Material, Saluran Pemasaran 2 terdiri dari Petani � Sawmill - Material dan Saluran Pemasaran 3 terdiri dari Petani � Perantara � Sawmill - Indutri Luar Daerah. Struktur pasar yang dihadapi oleh pemasaran kayu sengon dari Kecamatan Leuwisadeng Kabupaten Bogor adalah pasar persaingan tidak sempurna. Berdasarkan perbandingan jumlah petani dan jumlah perantara, sawmill ataupun material, struktur pasar yang terbentuk dari sisi petani adalah oligopsoni. Jumlah petani yang lebih banyak daripada perantara, sawmill maupun material menyebabkan petani menjadi penerima harga (price taker). Pada tingkat pemasaran selanjutnya jumlah perantara lebih banyak daripada jumlah sawmill. Dengan demikian struktur pasar yang terbentuk adalah monopsoni Fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan lembaga pemasaran adalah: Fungsi pemasaran petani yaitu Pembelian, Penjualan, Pengambilan Pasar dan Penelitian Pasar. Fungsi pemasaran perantara yaitu Pembelian, Penjualan, Pengangkutan, Biaya Pemasaran, Pengambilan Resiko, Penelitian Pasar, Demand Creation. Fungsi pemasaran sawmill yaitu Pembelian, Penjualan, Penyimpanan,