Pengaruh metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dan gender terhadap kemampuan berpikir kritis matematika siswa
Main Author: | Vindarini Novianti |
---|---|
Format: | Bachelors |
Terbitan: |
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
|
Subjects: |
Daftar Isi:
- Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) terhadap kemampuan berpikir kritis matematika siswa. Penelitian dilakukan di SMP Paramarta Ciputat, Tahun Pelajaran 2013/2014. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan desain factorial. Subyek penelitian ini adalah 68 siswa yang terdiri dari 33 siswa kelompok eksperimen dan 35 siswa kelompok kontrol yang diperoleh dengan teknik cluster random sampling. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah tes berpikir kritis matematika siswa. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kemampuan berpikir kritis matenatika siswa yang diajar dengan menggunakan yang diajar dengan metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) lebih tinggi dari pada siswa yang diajar dengan metode diskusi kelompok (Fhitung = 14,778 ? Ftabel = 3,99). Kemampuan berpikir kritis matematika siswa yang diajar dengan metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) meliputi Focus 72,42%, Reason 60,3%, Inference 66,06%, Situation 51,15%, Clarity 72,12%, dan Overview 64,24%. Dan untuk siswa yang diajar dengan metode diskusi kelompok meliputi Focus 68,86%, Reason 40,57%, Inference 38,28%, Situation 39,71%, Clarity 53,71%, dan Overview 44,57%. Sedangkan kemampuan berpikir kritis matematika siswa kelompok pria meliputi Focus 63,63%, Reason 44,54%, Inference 50,9%, Situation 43,03%, Clarity 54,54%, dan Overview 50,9%. Dan kemampuan berpikir kritis matematika siswa kelompok wanita meliputi Focus 77,14%, Reason 55,43%, Inference 52,57%, Situation 51,14%, Clarity 70,28%, dan Overview 57,14%. Kesimpulan penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis matematika siswa yang diajarkan dengan metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) ternyata lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan dengan metode diskusi kelompok. Sedangkan kemampuan berpikir kritis matematika siswa kelompok wanita ternyata lebih tinggi daripada siswa kelompok pria.