Analisis framing terhadap pemberitaan foto pre wedding pada Detik.com dan Kompas.com

Main Author: Nur Aisya Wulandari
Format: Bachelors
Terbitan: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Subjects:
Daftar Isi:
  • Belakangan ini banyak kita ketahui bahwa foto pre wedding sudah banyak diperbincangkan. Terkait dengan berita isu pengharaman foto sebelum pernikahan atau pre wedding menimbulkan banyak pro - kontra pada publik, karena tren fotografi pre wedding berkembang sekitar akhir dekade ini karena kebutuhan para calon pengantin untuk menampilkan foto diri mereka dan kepentingan mengabadikan sebelum acara resepsi pernikahan dilaksanakan. Namun perkembangan ini kemudian sempat menimbulkan polemik. Dan tentunya permasalahan pengharaman hukum foto pre wedding oleh sebagian pendapat Ulama, yang menimbulkan pro � kontra dalam masyarakat. Berdasarkan pernyataan diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana bingkai pemberitaan larangan foto pre wedding dalam model Robert N. Entman pada Detik.com? bagaimana bingkai pemberitaan larangan foto pre wedding dalam model Robert N. Entman pada Kompas.com? Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis framing model Robert N. Entman. Teknik pengumpulan datanya adalah dengan melakukan observasi teks yang terdapat dalam surat kabar online yaitu Detik.com dan Kompas.com dan juga dokumentasi dengan mempelajari dokumen dan arsip yang isinya sesuai dengan tujuan penelitian. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah konstruksi sosial media massa atas realitas sosial. Dimana fakta atau realitas adalah hasil konstruksi. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa perbedaan bingkai antara Detik.com dan Kompas.com dalam membingkai suatu berita. Terlihat jelas pada bagaimana kedua media tersebut mengkonstruksi berita isu pengharaman foto pre wedding yang menimbulkan pro - kontra. Pada Detik.com, media ini tidak memihak manapun dan mencoba memberitakan dengan seimbang sesuai dengan apa yang terjadi. Sedangkan Kompas.com lebih bersifat klarifikasi dengan berita yang di tampilkan, dan kedua media online tersebut telah berhasil membuat opini publik sesuai kehendak masing-masing media tersebut