Teknik-teknik propaganda di New Media Tim Media Center Pasangan Jokowi-Ahok dan Foke-Nara Pada Pemilukada DKI Jakarta

Main Author: Ryan Rifqi Nugroho
Format: Bachelors
Terbitan: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Subjects:
Daftar Isi:
  • Pemilukada DKI Jakarta beberapa saat yang lalu berjalan sangat menarik. Tim media center kedua pasangan berjuang keras untuk memanfaatkan sektorsektor media mainstream dan new media (Facebook, Twitter, Blog) demi meraih vote getter. Tidak hanya kampanye yang dilakukan tetapi kedua Tim Media Center juga memainkan propaganda. Pertanyaan mayornya adalah bagaimana teknik-teknik propaganda yang dilakukan Tim Media Center Jokowi-Ahok dan Foke-Nara di Twitter pada Pemilukada DKI putaran kedua? Kemudian minornya adalah bagaimana etika komunikasi dalam propaganda kedua pasangan di Twitter? Dan bagaimana kelebihan dan kekurangan implementasi teknik-teknik propaganda di Twitter pada Pemilukada DKI? Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Pendekatan penelitian ini menggunakan studi kasus. Studi kasus yaitu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam, terhadap suatu organisasi, lembaga atau masyarakat mengenai gejala-gejala tertentu. Jenis studi kasus dalam penelitian ini adalah studi kasus intrinsik (intrinsic case study). Jenis ini ditempuh oleh peneliti yang ingin lebih memahami sebuah kasus tertentu. Propaganda sangat identik dengan satu aktivitas komunikasi yang berupaya memanipulasi psikologis khalayak. Dalam politik, propaganda memainkan peran yang sangat penting karena merupakan satu di antara pendekatan persuasi politik selain periklanan dan retorika. New Media adalah teknologi komunikasi yang melibatkan komputer di dalamnya (baik mainframe, PC maupun notebook) yang memfasilitasi penggunanya untuk berinteraksi antar sesama pengguna ataupun dengan informasi yang diinginkannya. Twitter adalah layanan micro-blogging yang mendistribusikan potongan ukuran teks di beberapa platform, termasuk ponsel, instant messaging dan email. Dalam penelitian ini peneliti menemukan teknik-teknik propaganda yang dilancarkan kedua Tim Media Center masing-masing pasangan yakni name calling, glittering generalities, card stacking, band wagon, plain folks, dan testimonial melalui strategi yang telah mereka rencanakan. Berikutnya peneliti mengungkap beberapa teknik propaganda yang bertentangan dengan UU ITE dan hukum Islam. Terakhir, peneliti menemukan kelebihan dan kekurangan implementasi teknik propaganda di Twitter dari kedua pasangan. Kesuksesan Cagub-Cawagub dalam memenangkan Pemilukada tidak luput dari kinerja Tim Media Centernya. Penggunaan new media Twitter dalam aktivitas politik menjadi hal. baru di Negara ini. Twitter juga menjadi media untuk melancarkan propaganda. Yang perlu diperhatikan oleh para stake holder politik bahwa penggunaan propaganda dalam new media harus sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia yakni Undang-undang dan juga sebagai muslim perlu memperhatikan syariat Islam sehingga atmosfir perpolitikan di Indonesia dapat berjalan secara sehat, jujur, dan tidak saling merugikan