Faktor-faktor yang mempengaruhi keluhan musculoskeletal disorders (MSD s) pada pekerja assembling PT. X Bogor tahun 2010
Main Author: | Emi Maijunidah |
---|---|
Format: | Bachelors |
Terbitan: |
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
|
Subjects: |
Daftar Isi:
- Keluhan musculoskeletal disorder (MSDs) adalah keluhan pada bagian otototot skeletal yang dirasakan seseorang mulai dari keluhan yang sangat ringan sampai berat. Jika kondisi ini terjadi dalam waktu yang lama dapat menyebabkan sakit permanen pada otot, sendi dan ligamen serta mengurangi produktivitas dan efisiensi kerja. Proses pekerjaan ditempat ini dipengaruhi oleh target produksi yaitu 10-20 unit per hari dengan estimasi waktu yang telah ditetapkan. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan terhadap 10 pekerja assembling 90% diantaranya mengalami keluhan otot seperti nyeri atau pegal-pegal pada leher, bahu, pinggang, punggung, paha, betis dan kaki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor � faktor yang mempengaruhi keluhan musculoskeletal disorder (MSDs) pada pekerja assembling di PT X Bogor tahun 2010 yang terdiri dari faktor pekerjaan, usia, kebiasaan merokok dan masa kerja. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional yang dilakukan pada bulan Agustus sampai Desember 2010. Sampel penelitian ini berjumlah 70 orang didapatkan dari hasil perhitungan sampel dengan rumus uji hipotesis beda dua proporsi. Penelitian ini menggunakan dua uji statistik yaitu chi square untuk melihat adanya hubungan antara variabel pekerjaan, usia dan kebiasaan merokok dengan keluhan MSDs sedangkan Mann-Whitney untuk variabel masa kerja. Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar pekerja mengalami keluhan MSDs yaitu sebanyak 65 pekerja (92,9%) dan berdasarkan pengukuran faktor pekerjaan sebagian besar pekerja mengalami risiko pekerjaan tinggi (47,1%) dan sangat tinggi (34,3%). Pada Penelitian ini didapatkan faktor pekerjaan, usia, kebiasaan merokok dan masa kerja tidak berhubungan dengan keluhan MSDs. Untuk mengurangi keluhan MSDs, disarankan kepada perusahaan agar memberikan alat bantu penanganan pada pekerjaan manual handling yang membutuhkan tenaga besar. Memberikan training tentang risiko ergonomi dan tata cara bekerja yang sesuai dengan prinsip ergonomi, membuat standar ergonomi (SOP) untuk setiap jenis pekerjaan terutama yang memiliki risiko ergonomi sangat tinggi dan tinggi serta pemberdayaan SMK3 dengan meningkatkan pengawasan dan koordinasi program P2K3 yang terkait dengan ergonomi di perusahaan yang dapat digunakan pekerja untuk bekerja dengan aman dan nyaman. Daftar bacaan: 32 (1980-2010)