Hubungan antara dimensi kepribadian big five dengan perilaku merokok pada remaja akhir
Main Author: | PRASASTI, Renny Anggarani |
---|---|
Format: | Bachelors |
Terbitan: |
Fakultas Psikologi
|
Subjects: |
Daftar Isi:
- Perilaku merokok adalah individu yang merokok karena dipengaruhi oleh perasaan yang menyenangkan maupun perasaan yang tidak menyenangkan, yang dilakukan secara sadar kemudian menjadi ketergantungan terhadap rokok, sehingga lambat laun sudah menjadi kebiasaan yang meningkat. Pada mulanya, perilaku merokok kebanyakan terjadi pada saat individu berusia remaja dan kebiasaan ini akan terus berlanjut sampai individu tersebut memasuki masa dewasa. Perilaku merokok pada remaja umumnya dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah faktor kepribadian. Individu yang merokok kebanyakan adalah individu dengan kepribadian yang cenderung risk taking behavior, yaitu perilaku yang dilakukan individu dimana individu tersebut sudah mengetahui risiko yang akan dihadapi akibat perilakunya tetapi tetap melakukan perilaku tersebut. Tipe kepribadian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepribadian big five (seperti neuroticism, extraversion, agreeableness, openness, conscientiousness) yang diasumsikan memiliki hubungan dengan perilaku merokok. Selain itu, faktor demografis yang ikut mempengaruhi perilaku merokok adalah usia, jenis kelamin dan tingkat pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara dimensi kepribadian big five (seperti neuroticism, extraversion, agreeableness, openness, conscientiousness), usia, jenis kelamin dan tingkat pendidikan dengan perilaku merokok pada remaja akhir. Penelitian kuantitatif ini melibatkan sampel sebanyak 100 remaja akhir yang berada di wilayah Kelurahan Kebayoran Lama Selatan yang memenuhi kriteria (seorang perokok aktif). Alat ukur yang digunakan untuk mengukur perilaku merokok dalam penelitian ini mengacu pada teori Mu?tadin tahun 2002, untuk mengukur kepribadian big five, peneliti menggunakan alat baku yang diambil dari IPIP (International Personality Item Pool) milik Goldberg, dan untuk usia, jenis kelamin, serta tingkat pendidikan diperoleh melalui data diri responden. Hasil penelitian dengan analisis korelasi menunjukkan bahwa dari delapan independent variable yang diteliti, terdapat tiga variabel yang secara signifikan berhubungan dengan perilaku merokok pada remaja akhir, yaitu variabel dimensi kepribadian extraversion, dimensi kepribadian openness, dan tingkat pendidikan. Setelah dilakukan analisis regresi, didapatkan hasil bahwa ada pengaruh yang signifikan dari kedelapan IV terhadap DV , yaitu sebesar 21,3%. Dimensi extraversion memberikan sumbangan sebesar 5,1%, dimensi openness sebesar 10,1% dan tingkat pendidikan sebesar 4,3%. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa dimensi openness adalah variabel yang paling besar mempengaruhi perilaku merokok pada remaja akhir. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa perokok cenderung mempunyai skor neuroticism yang tinggi, karena perokok cenderung mengurangi kecemasan mereka dengan cara menghisap rokok dengan lebih banyak. Peneliti menyarankan agar perokok dapat mengurangi kecemasan mereka dengan cara lain, seperti mencari aktivitas atau kesibukan lain yang lebih bermanfaat. Selain itu, apabila perokok merasa tidak dapat mengatasi kecemasannya sendiri, disarankan untuk mencari bantuan orang lain yang perokok percayai.