Pola komunikasi pengurus dalam memakmurkan masjid Al-Azhom Tangerang
Main Author: | Fajriah Rifai |
---|---|
Format: | Bachelors |
Terbitan: |
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
|
Subjects: |
Daftar Isi:
- Komunikasi merupakan hal yang sangat esensial dalam kehidupan. Manusia berinteraksi dengan cara melakukakan komunikasi, kemampuan berkomunikasi secara efektif pada dasarnya akan menentukan keberhasilan seseorang. Memperbaiki komunikasi biasanya adalah memperbaiki hal-hal untuk mencapai suatu keberhasilan bagi kelompok tersebut. Jika dikaitkan dengan proses memakmurkan masjid komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting, tanpa adanya komunikasi antar sesama pengurus masjid bisa jadi masjid tersebut akan vacum dari kegiatan-kegiatan bernuansa islami. Seperti di masjid Raya al Azhom yang terdapat di kota Tangerang, yang juga termasuk masjid kebanggaan masyarakat kota Tangerang, masjid yang menjadi masjid raya di kota Tangerang ini makmur berkat kerjasama pengurus masjid. Pengurus masjid adalah mereka yang menerima amanah jamaah untuk memimpin dan mengelola masjid dengan baik. Dari pemaparan di atas tersebut maka rumusan masalahnya sebagai berikut: Bagaimana pola komunikasi pengurus dalam memakmurkan masjid Raya Al-Azhom? Teori yang digunakan adalah pola komunikasi. Pertama teori Ronald Adler dan George Roadman ada dalam karya Marhaeni Fajar �Ilmu Komunikasi Teori & Praktek�. Ada tiga pola komunikasi yaitu Down Ward Communication, Upward Communication dan Horizontal Communication. Kedua teori Abdullah Mamuh dalam buku Komunikasi Organisasi Teori dan Praktek, yaitu Pola Komunikasi �Y�. Metode ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau tidak tertulis dari orang atau prilaku yang diamati. Berdasarkan analisa data-data hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pola komunikasi yang digunakan oleh pengurus masjid adalah Down Ward Communication, Upward Communication dan Horizontal Communication. Down Ward Communication digunakan ketika atasan menyampaikan kepada bawahan mengenai kebijakan-kebijakan yang telah disepakati oleh pimpinan. Upward Communication digunakan pada saat pengurus ingin menyampaikan kritik saran maupun ide-ide kepada atasan yang berguna untuk memakmurkan masjid. Horizontal Communication digunakan ketika sesama pengurus saling berkomunikasi mengenai bagaimana mengkoordinasikan tugas-tugas, pola komunikasi Y adalah penggabungan dari komunikasi atasan ke bawahan, bawahan ke atasan dan sesama pengurus, sehingga dapat menjalani tugas masing-masing dengan baik dan kembali ketujuan utama yaitu memakmurkan masjid