Daftar Isi:
- Tesis ini mendiskusikan tentang kekekalan neraka yang terdapat dalam al-Qur`an. Neraka yang sering disifati Allah dengan khul?d ternyata menjadi sumber diskusi antar mufassir?n. Sebagian mereka menyatakan bahwa neraka bersifat kekal selama-lamanya, baik untuk orang-orang kafir maupun untuk orang-orang beriman yang berdosa besar, ini adalah pendapat al-Zakakhshari dari Mu?tazilah dan mereka yang sepakat dengannya. Sebagian yang lain menyatakan semua orang yang berada di dalamnya akan dikeluarkan baik orang kafir maupun orang beriman yang berdosa besar ini adalah pendapat sedikit dari kalangan ahl al-Sunnah dan yang sependapat dengan mereka di antaranya Mu?ammad Rash?d Ri??. Sedangkan Jumh?r mufassir?n serta ulama dari kalangan ahl al-Sunnah berpendapat bahwa neraka bersifat kekal untuk orang-orang kafir dan bersifat sementara untuk orang-orang beriman. Tesis ini ingin membuktikan bahwa lafadz khul?d jika dinisbatkan untuk orang kafir maka bermakna kekal selama-lamanya, tanpa batas waktu, dan jika dinisbatkan pada orang beriman maka maknanya adalah waktu yang lama serta tidak kekal, hal ini berdasarkan qar?nah yang menunjukan bahwa orang-orang beriman yang berdosa besar akan dikeluarkan dari neraka karena adanya keimanan di dalam hati mereka seperti dalam sebuah had?th yang diriwayatkan oleh al-Bukh?ri. Konsep al-?abar? tentang kekekalan neraka berada pada posisi jumh?r, yaitu keyakinan bahwa neraka bagi orang kafir bersifat kekal abadi dan bagi seorang muslim jika memasukinya karena dosa besar bersifat sementara. Hal ini diyakini al-?abar? dan Jumhur berdasarkan istiqra mendalam pada ayat-ayat al-Qur`an dan al-Hadith sehingga menghantarkan pada istimbat tersebut. Pendapat al-?abar? ini didasarkan atas ayat-ayat khul?d dan ayatayat yang semakna dengan khul?d seperti adanya ayat yang menyatakan bahwa azab akhirat itu ashaddu wa abq? (lebih dahsyat dan lebih kekal) sebagaimana dalam surat ??h?[020]:127, adanya tambahan abad? setelah lafadz kh?lid?na f?h? seperti dalam surat al-Nis?[004]:169, adanya syarat mustahil bagi penghuni neraka untuk bisa keluar darinya yaitu ?att? yalija al-Jamalu f? sammil al-khiy?? (sampai seekor unta masuk ke lubang jarum) sebagimana dalam surat al-A?r?f[007]:40, kemudian adanya lafadz kullam? yang bermakna istimr?r seperti dalam surat al-?ajj[022]:22, dan adanya pernyataan secara langsung bahwa orang-orang kafir tidak akan pernah dapat keluar dari neraka sebagaimana terdapat dalam surat al-Taubah[009]:68. Pernyataan al-?abar? ini menjadikan keyakinan teologis adanya yang kekal selain Allah yaitu neraka dan penghuninya, serta surga dan penghuninya dan makhluk lain yang dikehendaki kekekalannya oleh Allah. Hanya saja Allah bersifar kekal karena Dzatnya Yang Maha Kekal (li dh?tihi), sedangkan yang lain bersifat dikekalkan oleh Allah (li gairihi).