Analisis sistem pengendalian kualitas proses bottling pada produksi minuman teh botol sosro (TBS) di Pt. Sinar Sosro Kantor pablik (KPB) cibitung, Jakarta
Main Author: | RAHMADITA, Rezza |
---|---|
Format: | Bachelors |
Terbitan: |
Fakultas Sains dan Teknologi
|
Subjects: |
Daftar Isi:
- Pengendalian kualitas proses produksi merupakan upaya menjamin kualitas produk dan membantu menjaga kinerja proses produksi dalam batas toleransi yang diizinkan. Pengendalian kualitas proses produksi di PT. Sinar Sosro KPB Cibitung yakni pada proses bottling yang menggunakan pos kendali sebagai pengendali berfungsi menyeleksi peti botol dan peti isi tidak standar. Masalah bagaimana berjalannya pengendalian kualitas proses bottling pada produksi Teh Botol Sosro (TBS) merupakan masalah penting bagi perusahaan karena proses bottling memiliki peran besar dalam menghasilkan produk berkualitas. Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan sistem pengendalian kualitas proses bottling yang diterapkan oleh PT. Sinar Sosro Kantor Pabrik (KPB) Cibitung, (2) Menganalisis kinerja proses bottling di PT. Sinar Sosro KPB Cibitung, dan (3) Memberikan alternatif perbaikan sistem pengendalian kualitas pada proses bottling produksi TBS di PT. Sinar Sosro KPB Coibitung. Penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu di PT. Sinar Sosro KPB Cibitung yang beralamat di Jl. Imam Bonjol KM. 44 Desa Telaga Asih Kecamatan Cikarang Barat, pada 1 Februari � 8 Maret 2011, karena perusahaan terkait telah melakukan pengendalian kualitas pada proses bottling. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder dengan jenis data kuantitatif dan kualitatif. Analisis sistem pengendalian kualitas proses bottling yang diterapkan oleh PT. Sinar Sosro KPB Cibitung menggunakan pengukuran kualitatif, untuk analisis kinerja proses bottling menggunakan analisis Six Sgxma, Grafik Kendali, Histogram, Run Chart, Brainstorming, Fishbone Diagram, Decision Tree Diagram dengan bantuan Minitab 15 dan Microsoft Excel dari data periode Januari-Maret 2012. Sistem pengendalian kualitas proses bottling yang diterapkan oleh PT. Sinar Sosro KPB Cibitung mengikuti alur proses produksi dan terbagi menjadi tiga bagian subsistem, yaitu : (1) subsistem pengendalian kualitas peti botol (PB), (2) subsistem pengendalian kualitas proses bottling, dan (3) subsistem pengendalian kualitas peti isi (PI). Adapum kinerja proses bottling ditinjau dari six sigma maka PT. Sinar Sosro KPB Cibitung berada pada tingkat sigma 4,6 ? dengan jumlah defect per milion opportunity (DPMO) sebesar 1248,57 DPMO. Hasil tingkat sigma tersebut dianalisis dengan grafik kendali untuk melihat penyimpangan yang terjadi dalam periode penelitian sekaligus mendapatkan penyimpangan kriteria yang paling sering terjadi dari jumlah kriteria yang ada pada peti botol (PB) kotor, peti botol (PB) bersih, dan peti isi (PI) tidak standar, yaitu : botol berlogo kotor (328.503 botol) untuk peti botol kotor, peti botol bersih yakni botol kusam (168.896 botol), dan volume kurang (28.070 botol) pada peti isi. Kriteria yang paling sering terjadi tersebut kemudian dilakukan analisis sebabakibat. v Analisis sebab-akibat dimulai dari histogram untuk PI yang memperlihatkan bahwa volume yang sesuai dengan standar 95,35%, head space dingin standar 96,72%; run chart dilakukan terhadap masing-masing formasi kerja dan akumulasinya, yakni : (1) PB kotor terjadi penumpuknya peti botol di gudang Peti Botol Peti Isi (PBPI) hasil pengembalian dari pasar pada awal bulan Desember 2010 hingga melebihi kapasitas penyimpanan, (2) PB bersih terjadi gangguan teknis yakni tali gear haus sehingga botol yang tertahan lebih lama dalam mesin bottle washer dari waktu yang ditentukan, maintenance yang kurang, persediaan spare part yang kurang dan tidak sesuai dengan merek mesin dibuat, (3) PI terjadi gangguan teknis dari tekanan lifting cylinder kurang, dan rubbersill haus. Hasil brainstorming digunakan ke dalam fishbone diagram untuk mendapatkan jawaban sebab-sebab terjadinya kriteria paling sering terjadi, yaitu : botol berlogo kotor, botol kusam, dan volume kurang. Analisis decision tree diagram akan menjawab sebab terjadinya botol berlogo kotor dari hasil fishbone diagram sekaligus mendapatkan sejumlah alternatif terbaik yang disesuaikan dengan kriteria perusahaan. Keseluruhan dari hasil analisis decision tree diagram dari PB kotor, PB bersih, dan PI kemudian dilakukan alternatif perbaikan sistem pengendalian kualitas proses bottling yang bertujuan mencari langkah apa yang memungkinkan dapat diterapkan di perusahaan. Langkah-langkah dari PB kotor, PB bersih, dan PI dibagi menjadi dua aspek yakni aspek kebijakan dan aspek teknikal. Aspek kebijakan terdiri dari dua bagian yang bersifat umum dan khusus. Kebijakan umum, yakni : kebijakan penggantian bahan dasar seragam karyawan, pemeriksaan kesehatan, kesepakatan penggunaan spare part asli, dan sanksi terhadap karyawan yang melanggar. Sedangkan kebijakan khusus yakni kebijakan yang dikhususkan untuk ketiga pos kendali, yaitu : (1) pos PB kotor yakni : penyeleksian dini di gudang PBPI, fokus seleksi botol kotor, kusam, dan berlogo kotor; (2) pos PB bersih yakni : fokus seleksi botol kotor, kusam, dan berlogo kotor; (3) pos PI yakni : fokus seleksi botol gumpil. Sama halnya dengan aspek kebijakan, aspek teknikal juga dibagi dalam dua bagian yaitu umum dan khusus. Aspek teknikal umum, yakni : pembuatan penyekat pada jalur pos kotor 2, perbaikan kursi selektor, pengawasan kinerja selektor oleh supervisor/ass. supervisor serta pemantaun terhadap kegiatan maintenance dan laporannya. Sedangkan aspek teknikal khusus, yaitu : (1) pos PB kotor yakni penambahan penerangan; (2) pos PI, yakni : pembarian kacamata khusus, pembuatan garis indikator, dan pembuatan penyekat pada pos 4/ PI 1.