Cara pengendalian persediaan obat paten dengan metode analisis abc, metode economic order quantity (eoq), buffer stock dan reorder point (ROP) di unit gudang farmasi RS Zahirah tahun 2014

Main Author: Anindita Utari
Format: Bachelors
Terbitan: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Subjects:
Daftar Isi:
  • Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) bertanggung jawab dalam menyediakan perbekalan farmasi dengan jumlah yang cukup pada waktu yang dibutuhkan dan dengan biaya yang serendah-rendahnya, khususnya bagian Gudang Farmasi. Gudang Farmasi RS Zahirah belum optimal dalam melakukan penyediaan obat, yaitu belum adanya keseimbangan antara permintaan dan ketersediaan obat sehingga terjadi stock out dan pembelian cito. Untuk itu perlu dilakukan pengendalian persediaan obat paten di Gudang Farmasi RS Zahirah. Jenis penelitian adalah kualitatif dan kuantitatif untuk mengetahui nilai investasi obat, mengetahui jumlah pemesan optimum dan waktu pemesanan kembali masing-masing obat paten di Gudang Farmasi RS Zahirah. Jenis data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari wawancara mendalam dan data sekunder melalui telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 13 jenis (9,77%) obat paten yang tergolong kelompok A, yaitu dengan penggunaan anggaran sebesar 70,12% dari total penggunaan anggaran obat paten, 21 jenis (15,79%) obat paten yang tergolong kelompok B, yaitu dengan penggunaan anggaran sebesar 20,68% dari total penggunaan anggaran obat paten dan 99 jenis (74,44%) obat paten yang tergolong kelompok C, yaitu dengan penggunaan anggaran sebesar 9,19% dari total penggunaan obat paten. Jumlah pemesanan optimum untuk obat paten yang termasuk kelompok A mulai dari 12-105 item, kelompok B mulai dari 7-110 item, sedangkan kelompok C mulai dari 0-298 item. Waktu pemesanan kembali untuk obat paten yang termasuk kelompok A mulai dari 22-330 item, kelompok B mulai dari 5-54 item, sedangkan kelompok C mulai dari 2-46 item. RS perlu menggunakan sistem informasi manajemen rumah sakit yang terintegrasi ke setiap unit sehingga mempermudah pengawasan/pengendalian obatobatan dan perlu menerapkan metode pengendalian obat agar tidak terjadi stock out dan pembelian cito.