Pengaruh tayangan kartun animasi Upin dan ipin di Media Nusantara Citra Televisi terhadap penggunaan kosa kata murid Raudhatyl athfal-al- bariyyah karmat jati Jakarta Timur

Main Author: MASPUPAH
Format: Bachelors
Terbitan: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Subjects:
Daftar Isi:
  • Pada zaman sekarang ini, televisi merupakan media elektronik yang mampu menyebarkan berita secara cepat dan memiliki kemampuan mencapai khalayak dalam jumlah tak terhingga pada waktu yang bersamaan. Televisi dengan berbagai acara yang ditayangkannya telah mampu menarik minat pemirsanya dan membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan. Bahkan bagi anak-anak sekalipun menonton televise sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas kesehariannya. Kartun animasi Upin & Ipin menceritakan tentang kisah kehidupan sepasang kakak-beradik kembar berusia 5-6 tahunan yang tinggal bersama kakak Ros dan Opah di kampung Durian Runtuh, setelah kematian orang tuanya sewaktu masih bayi. Upin & Ipin bersekolah di Tadika Mesra yang terletak dalam kawasan kampung, mereka memiliki banyak teman, diantaranya Mei Mei yang cerewet tetapi bersikap dewasa, Jarjit Singh yang gemar melucu dan berpantun, Ehsan yang pendiam, dan rakus, Fizi (sepupu Ehsan) yang penuh percaya diri, dan Mael yang pandai berhitung dan berdagang. Maka perumusan masalah adalah Bagaimana pengaruh media televisi, khususnya tayangan kartun animasi Upin & Ipin di MNC TV terhadap penggunaan kosa kata murid RA Al-Bariyyah? Apa saja kosa kata yang ditiru oleh murid RA Al-Bariyyah dari tayangan kartun Animasi Upin & Ipin di MNC TV? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang berupaya menggambarkan fenomena sosial yang terjadi pada murid RA Al-Bariyyah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk menjelaskan kata-kata yang ditiru, tepat dalam kalimat utuh, sesuai konteks, serta memiliki makna yang sama. Teori yang digunakan adalah teori imitasi, yaitu suatu proses kognisi untuk melakukan tindakan maupun aksi seperti yang dilakukan oleh model dengan melibatkan indra sebagai penerima rangsang dan pemasangan kemampuan persepsi untuk mengolah informasi dari rangsang dengan kemampuan aksi untuk melakukan gerakan motorik. Selain itu dengan imitasi, dikatakan bahwa anak membentuk teori pemikirannya (Theory of Mind) melalui imitasi terhadap aksi orang lain maupun persepsi terhadap rangsang yang diterima dari lingkungannya. Murid RA Al-Bariyyah dalam kesehariannya menggunakan kata Cik Gu untuk memanggil guru di sekolah. Tidak hanya kata Cik Gu tetapi penggunaan kosa kata para tokoh sangat berpengaruh terhadap penggunaan kosa kata murid Raudhatul Athfal Al-Bariyyah seperti Guru Besar, kata Nasi Lemak, Sedap, Kasut, Rehat, Amak, Gula-gula, Surau, Seronok, Budak, Basikal, Datuk, Dusun, Cakap, Gaduh, Tengok, Basuh, Nampak juga ditiru.