Interaksi sosial antar pasien NAPZA pada program therapeutic community di Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Jakarta
Main Author: | Ratih Eka Susilawati |
---|---|
Format: | Bachelors |
Terbitan: |
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
|
Subjects: |
Daftar Isi:
- Penyalahgunaan NAPZA semakin menjadi masalah serius yang harus dicari solusi penyembuhannya. Penggunaan NAPZA dapat berdampak kepada kerusakan-kerusakan, bukan hanya kerusakan fisik maupun psikis tetapi juga dapat merusak kemampuan pengguna NAPZA dalam berinteraksi sosial di masyarakat. Untuk itu, tempat rehabilitasi selain untuk upaya pemulihan dari ketergantungan terhadap NAPZA juga diharapkan menjadi tempat untuk membantu pengguna NAPZA membangun kembali kemampuan interaksi sosialnya. Hal ini tentu akan bermanfaat karena dapat membuat mantan pecandu lebih siap untuk kembali ke masyarakat saat mereka keluar dari tempat rehabilitasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk-bentuk interaksi sosial yang terjadi antar pasien NAPZA pada program Therapeutic Community dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi interaksi sosial yang terjadi antar pasien pada program Therapeutic Community. Metodologi penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Adapun pengumpulan data dilakukan dengan tiga metode yaitu: observasi, wawancara dan dokumentasi. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori interaksi sosial yang mencangkup bentuk-bentuk serta faktor-faktor interaksi sosial yang dikemukakan oleh Soerjono Soekanto dalam buku Sosiologi Suatu Pengantar tahun 2002. Penelitian ini menemukan bahwa, interaksi sosial yang terjadi antar pasien NAPZA menjadi jauh lebih baik dari pada saat mereka masuk pertama kali untuk menjalani program TC. Interaksi sosial disini mencangkup bentuk-bentuk interaksi sosial yang terjadi antar pasien NAPZA pada program therapeutic community. Bentuk-bentuk interaksi sosial yang terjadi diantaranya kerja sama, persaingan, pertikaian dan akomodasi. Kerja sama dilakukan setiap hari antar pasien dalam berbagai kegiatan yang ada di dalam program TC seperti morning meeting, function dan group, kerja sama yang dilakukan didasari oleh sikap saling tolong menolong satu sama lain agar kegiatan yang dijalankan bisa berjalan dengan baik sehingga dapat berpengaruh pada proses pemulihannya. Persaingan terjadi antara kelompok dengan kelompok, dalam hal ini persaingan terjadi di dalam kegiatan olah raga yang dilakukan pada sore hari. Dalam menjalankan berbagai kegiatan pasien tidak luput dari pertikaian atau konflik, pertikaian sering terjadi karena adanya perbedaan pendapat antara pasien satu dengan pasien lainnya. Dalam menyelesaikan konflik atau pertikaian yang terjadi antar pasien dibutuhkan proses akomodassi dengan bantuan chief yang bertugas untuk menyelesaikan pertikaian yang ada.