Respons nahdatul ulama terhadap isu-isu ijtihad dan taklid: dalam ulasan berita nahdlatoel oelama di jawa 1936-1939
Main Author: | ACHMAD, Dodi Mauludi |
---|---|
Format: | Bachelors |
Terbitan: |
Fakultas Adab dan Humaniora
|
Subjects: |
Daftar Isi:
- Ulama merupakan satu-satunya sumber rujukan bertindak dan informasi mengenai paham dan wacana keislaman, mereka menjadi sumber rujukan dan ketaatan baik dalam perilaku sosial maupun politik serta peran media pers sebagai media yang tidak hanya menjadi penyalur berita-berita dan kabar-kabar saja, tetapi pers juga memiliki kamampuan untuk menyebarkan ide-ide dan pengaruh bagi masyarakat pembacanya. Selain itu pers juga merupakan suatu media komunikasi yang terbuka, sehingga siapa saja bisa membacanya. Aliran informasi yang mengalir melalui media pers, dapat memiliki potensi membangkitkan kesadaran kolektif, sehingga penggunaan media pers pada akhirnya dapat dipergunakan oleh berbagai kekuatan politik, sosial dan keagamaan sebagai sarana mengaktualisasikan ide-ide dan kondisi-kondisi yang ingin dicapainya. Dan dari sinilah isu-isu tentang ijtihad dan taklid berkembang yang dimulai dari para ulama melalui media yang sedang berkembang yaitu pers. Isu mengenai ijtihad dan taklid dimulai dari kritikan kepada para ulama tradisional yang masih dan menuntut sikap taklid pada ajaran-ajaran hukum salah seorang dari empat imam madzhab fiqih, oleh karena itu gerakan pembaharu menolak taklid dan menganjurakan kembali pada sumber asli, yaitu al-Qu�an dan Hadits, yang harus di reinterpretasikan melalui penalaran bebas (ijtihad) oleh ulama yang memenuhi syarat. NU dengan BNO-nya merespon atas kritikan tersebut yang memuat artikel di dalamnya tentang masalah ijtihad dan taklid.