Biodesulfurisasi batubara subituminus oleh bakteri bacillus megaterium dan bacillus thuringiensis
Main Author: | Dita Apriliana |
---|---|
Format: | Bachelors |
Terbitan: |
Fakultas Sains dan Teknologi
|
Subjects: |
Daftar Isi:
- Dampak negatif dari pemanfaatan batubara sebagai sumber energi adalah pencemaran udara, yang dapat dikurangi dengan cara biodesulfurisasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi Bacillus megaterium dan Bacillus thuringiensis sebagai agen biodesulfurisasi. Perlakuan proses biodesulfurisasi dilakukan pada suhu ruang selama 3 hari terdiri dari K (batubara mentah + Mineral Salt Medium (MSM)) sebagai kontrol, BM (batubara mentah + MSM + isolat B. megaterium) dan BT (batubara mentah + MSM + isolat B. thuringiensis). Parameter yang diukur meliputi analisis proksimat, nilai kalor, uji pH media, sulfat terlarut, sulfur total, volume gas dan komposisi gas, uji gugus fungsi batubara dengan FTIR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada analisis proksimat ketiga perlakuan mengakibatkan nilai volatile matter semakin meningkat sehingga berdampak pada nilai kalori yang semakin turun. pH medium yang menjadi lebih asam setelah inkubasi juga mengindikasikan adanya sulfat terlarut pada medium. Penurunan kandungan sulfur pada batubara setelah inkubasi sebesar 4% untuk K; 8,5% untuk perlakuan BM dan 16,8% untuk perlakuan BT. Volume gas mengalami peningkatan selama inkubasi sebesar 6 ml masingmasing untuk kontrol dan perlakuan BM, serta 10 ml untuk perlakuan BT yang menandakan bahwa selama proses biodesulfurisasi terjadi degradasi batubara baik oleh B. megaterium, B. thuringiensis dan mikroba indigenus pada batubara subbituminus mentah menghasilkan gas CO. Melalui pengujian FTIR, menandakan adanya penurunan nilai intensitas puncak pada spektrum perlakuan setelah biodesulfurisasi yang dibandingkan dengan spektrum O-H, C-H, C=C aromatik dan C-S batubara sebelum inkubasi. Berdasarkan hasil tersebut dengan penambahan B. megaterium dan B. thuringiensis berpotensi untuk meningkatkan %desulfurisasi dibandingkan dengan hanya memanfaatkan mikroba indigenus