Hubungan sarana sanitasi air bersih dan perilaku ibu terhadap kejadian diare pada balita umur 10-59 bulan di wilayah Puskesmas Keranggan Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan tahun 2013
Main Author: | Roya Selaras Cita |
---|---|
Format: | Bachelors |
Terbitan: |
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
|
Subjects: |
Daftar Isi:
- Penyakit diare sampai saat ini masih merupakan salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian, terutama pada balita. Beberapa faktor yang paling dominan menyebabkan diare adalah sarana penyediaan air bersih dan pembuangan tinja, dimana kedua faktor ini dapat berinteraksi dengan perilaku manusia. Dari rekapan data mengenai 30 besar penyakit per puskesmas se-Tangerang Selatan, wilayah Puskesmas Keranggan merupakan wilayah yang memiliki kasus diare tertinggi sepanjang tahun 2012 dengan jumlah kasus sebanyak 2.298 kasus diare. Dari hal ini peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan sarana sanitasi air bersih dan perilaku ibu terhadap kejadian diare pada balita di Wilayah Puskesmas Keranggan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan studi cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah balita umur 10-59 bulan yang berjumlah 90 responden. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari instansi terkait dan data primer yang diperoleh melalui wawancara dan observasi. Dari hasil penelitian diperoleh sebesar 35,6% mengalami diare dan 64,4% tidak mengalami diare. Kemudian dari hasil bivariat dengan ? 5% diperoleh dua variabel yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita, yaitu penggunaan jamban dengan pvalue 0,024 dan kebiasaan cuci tangan p-value 0,050. Sedangkan variabel sarana sanitasi air bersih (pv 0,082) dan memasak air (pv 1,000) tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan diare. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka saran yang dapat diberikan adalah meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai penyakit diare dengan cara melakukan penyuluhan terkait diare dan PHBS, serta meningkatkan kerjasama dan komunikasi antara pihak puskesmas dengan masyarakat sehingga masyarakat lebih mudah mendapatkan informasi mengenai pentingnya kesehatan