Analisis penyebab poligami dalam rumah tangga (putusan perkasa nomor 180/Pdt.G/2009/PA.Srg. pengadilan Agama Serang)
Main Author: | WAFI, Mohammad Hibatul |
---|---|
Format: | Bachelors |
Terbitan: |
Fakultas Syariah dan Hukum
|
Subjects: |
Daftar Isi:
- Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui proses penyelesaian perkara Majelis Hakim dalam menyelesaikan putusan perkara Nomor 180/Pdt.G/2009/PA.Srg. Pengadilan Agama Serang. Agar dapat mengetahui pertimbangan Majelis Hakim terhadap permasalahan dalam kasus ini. Serta dapat menganalisa tentang putusan hakim. Dalam metode penelitian, penulis mengggunakan teknik pengumpulan data berupa analisa putusan perkara, interview, dan observasi. Dalam penelitian ini penulis menganalisis secara content analysis, proses pengumpulan data yang dilakukan dengan macam-macam metode yang dipilih, maka data yang sudah ada akan diolah dan dianalisa agar mendapatkan hasil yang maksimal serta bermanfaat untuk penelitian ini. Pengolahan data dilakukan dengan mengadakan studi perbandingan teori dengan kenyataan yang ada di tempat penelitian. Dengan mempertimbangkan perbedaan-perbedaan yang berada dalam Undang-Undang tersebut, pasal-pasal krusial serta implikasi yang dirasakan oleh lembaga Peradilan Agama. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa UU No 1 Tahun 1974 hanya sebagai pengakuan atas lembaga Badan Peradilan Agama. Namun berbeda di lapangan, yang mana Majelis Hakim masih memberlakukan pertimbangan-pertimbangan yang ada. Selain itu juga, bahwa si istri itu masih dalam keadaan sehat wal?afiat dan tidak mempunyai penyakit yang bisa menimbulkan kemandulan dalam artian tidak bisa vi beranak lagi, hanya saja dalam hal ini sang istri sudah kurang sanggup lagi melayani kebutuhan biologis si suami. Inilah yang menjadi keistimewaan bagi penulis untuk mengkaji lebih dalam lagi apakah hanya dengan seorang istri sudah kurang sanggup lagi melayani kebutuhan seksual suami, sehingga dengan alasan tersebut seorang suami dengan seenaknya berpoligami lagi dengan wanita lain, ataukah dengan berdalih kekayaan, sehingga seorang laki-laki bisa dengan mudah mempersunting wanita lain. Inilah yang menjadi permasalahan dalam lembaga peradilan agama, sudah seharusnya ketika pemohon ingin mengajukan izin poligami yang beralasan sakit, pemohon juga harus menyertakan surat keterangan medis.