Psikososial anak terlantar di yayasan sayap ibu Jakarta

Main Author: DHUHA, Alwi
Format: Bachelors
Terbitan: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Subjects:
Daftar Isi:
  • Anak terlantar adalah anak yang karena suatu sebab tidak ada orang tua atau wali yang merawatnya, tidak diketahui orang tuanya atau kerabatnya, orang tua tidak mampu merawatnya, terlantar di sembarang tempat, dan karena sebab-sebab lain yang patut diberikan pertolongan, sehinggga kebutuhan anak tidak dapat dipenuhi dengan wajar baik secara rohani, jasmani maupun sosial. Salah satu lembaga yang peduli terhadap anak terlantar adalah Yayasan Sayap Ibu (YSI). Awalnya yayasan tersebut bertujuan untuk menolong anak-anak Batita (Bawah Tiga Tahun) yang terlantar saja, tetapi sampai saat ini anak yang berada di yayasan tersebut ada yang sudah duduk di bangku Sekolah Dasar. Anak-anak tersebut dirawat sambil dicarikan keluarga angkat. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui psikososial anak yang berada di Yayasan Sayap Ibu khususnya anak yang sudah duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Kata psikososial itu sendiri menggarisbawahi satu hubungan yang dinamis antara efek psikologis dan sosial, yang mana masing-masingnya saling mempengaruhi. Kebutuhan psikososial mencakup cara seseorang berfikir dan merasa mengenai dirinya dan orang lain, keamanan dirinya dan orang-orang yang bermakna baginya, hubungannya dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya serta pemahaman-pemahaman dan reaksinya terhadap kejadian-kejadian di sekitarnya. Penulis melakukan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian deskriptif yaitu data yang dikumpulkan berupa wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumen, dan dimana yang menjadi informan peneliti adalah para pengurus, serta anak yang berada di yayasan tersebut. Para informan kunci dipilih dengan menggunakan sampel purposif (purposive sampling). Dari hasil penelitian ini diperoleh data bahwa; Pertama, anak terlantar di Yayasan Sayap Ibu Jakarta yang memiliki kecacacatan fisik di dalam dirinya cenderung memiliki sikap pemalu dibandingkan dengan anak yang tidak memiliki kecacatan. Tetapi hal ini menjadikan anak yang mengalami kecatatan fisik cenderung lebih berprestasi di bandingakan anak yang normal di Yayasan Sayap Ibu Jakarta. Kedua, faktor pendukung psikososial anak terlantar Yayasan Sayap Ibu Jakarta ialah bentuk kerjasama dan ketersediaan akomodasi dalam psikososial anak di Yayasan Sayap Ibu Jakarta sangat baik untuk perkembangan. Dan faktor penghambatnya ialah kurang fasilitas yang tidak mencukupi untuk aktivitas anak-anak dalam melakukan kegiatan bermain ataupun belajar. Hal ini terbukti dari kurangnya jumlah pengasuh di yayasan tersebut, sehingga pemberian kasih sayang terhadap mereka terbagi dan tidak terfokus baik dalam bermain ataupun sedang belajar.