Demokratisasi dalam partai Demokrat ( studi kasus tentang keterpilihan Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum dalam kongres ke II Partai Demokrat 2010

Main Author: SATRIYONO, Eko Dwi
Format: Bachelors
Terbitan: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Daftar Isi:
  • Demokrasi merupakan suatu bentuk pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Sehingga Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan politik yang kekuasaannya pemerintahannya berasal dari rakyat baik itu secara langsung atau melalui perwakilan. Gejala demokrasi ini semakin berkembang dan banyak negara yang sudah formil memakai demokrasi sebagai dasar negara dari kebanyakan negara di dunia. Di mana demokrasi merupakan bentuk dan mekanisme dalam sistem pemerintahan suatu negara untuk mewujudkan kedaulatan rakyat atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut. Setelah sebuah negara menganut demokrasi sebagai sistem dalam pemerintahan, sehingga seluruh negara tersbut akan mengalami suatu proses transisi ke arah demokrasi, sehingga kita sering mendengar istilah demokratisasi. Demokratisasi ini adalah suatu proses perubahan baik itu secara perlahan maupun secara cepat ke arah demokrasi. Untuk proses demokratisasi ini berjalan, diperlukannya partai politik untuk agar dapat berfumgsi sebagai lembaga-lembaga perwakilan yang berada di bawah kekuasaan perwakilan yang demokratis. Dengan begitu, partai politik pada akhirnya akan memberikan keuntungan untuk demokrasi karena akan mengarah pada reformasi partai demokratis dengan diterapkannya fungsi demokrasi di dalam internal partai. Seperti Partai Demokrat yang menerapkan fungsi demokratisasi di internalnya dengan adanya sebuah kongres dalam melakukan pemilihan pemimpin partai yang baru secara demokratisasi. Ini terlihat pada kongres ke dua, banyak kalangan melihat bahwa Partai Demokrat benar-benar sudah menjalankan proses demokrasi di internalnya. Dengan membebaskan kepada seluruh kader Partai Demokrat untuk berkontestasi secara demokrasi dan tetap bersatu dengan menerima kekalahannya, sehingga tidak menimbulkan adanya perpecahan di tubuh Partai Demokrat. Proses demokrasi yang di jalankan di internal Partai Demokrat terlihat dengan terpilihnya Anas Urbaningrum yang kurang mendapatkan dukungan dari keluarga besar SBY. Dan kemenangan Anas Urbaningrum pada kongres ke dua ini, juga membuktikan bahwa Partai Demokrat sudah menjadi sebuah partai modern, sehingga tidak ada campur tangan dari figur dan keluarga tertentu dalam menentukan Ketua Umum di dalam partai tersebut. Ternyata, kemenangan Anas dalam kongres ke dua ini berasal dari hubungan yang sudah lama terjalin lama sekitar lima tahun dengan DPC-DPC Partai Demokrat, pada saat menjabat sebagai Ketua Bidang Politik Partai Demokrat. Dengan terjalin hubungan yang sudah cukup lama, membuat para kader-kader dibawah akan selalu mendukung mengikuti Anas Urbaningrum karena sudah memiliki hati dan tujuan yang sama untuk memajukan Partai Demokrat kedepannya. Sehingga kongres ke dua Partai Demokrat memberikan suatu pelajaran buat partai-partai besar yang ada di Indonesia untuk benar-benar menerapkan proses demokrasi di internal partainya.