Kerjasama antara Indonesia dan Uni Soviet dalam pembelian alat utama sistem senjata (alutsista) pada masa perebutan Irian Barat tahun 1961

Main Author: Puthi Muslimah
Format: Bachelors
Terbitan: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Subjects:
Daftar Isi:
  • Skripsi ini menganalisis tentang kerjasama antara Indonesia dan Uni Soviet dalam pembelian alat utama sistem senjata (alutsista) pada masa perebutan Irian Barat tahun 1961. Tujuan dalam penelitian skripsi ini adalah untuk mengetahui hasil dari kerjasama antara Indonesia dengan Uni Soviet pada tahun 1961, selain itu penulis juga ingin mengetahui pengaruhkah kerjasama di antara kedua negara tersebut terhadap politik luar negeri Indonesia atau tidak, serta kepentingan Indonesia dan Uni Soviet dalam kerjasama tersebut. Penelitian ini dilakukan melalui studi pustaka dan wawancara. Untuk menjawab pertanyaan penelitian, penulis menggunakan konsep kerjasama, politik luar negeri, dan kepentingan nasional. Hasil dari kerjasama di antara Indonesia dan Uni Soviet pada tahun 1961 adalah Indonesia mendapatkan alutsista yang modern dan bertekhnologi tinggi, sehingga kekuatan militer Indonesia mengalami peningkatan, seperti kapal penjelajah kelas Sverdlov (KRI Irian), pesawat pembom jarak jauh TU-16 Badger B (TU-16KS) dan juga pesawat pemburu supersonic MiG-21 Fishbed. Selain mendapatkan alutsista, para perwira militer Indonesia mendapatkan pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan di Uni Soviet dan juga di Indonesia. Kerjasama tersebut juga tidak mempengaruhi politik luar negeri Indonesia yang berprinsip bebas aktif, hal ini dapat terlihat dari keputusan Indonesia yang juga mengikutsertakan PBB serta Amerika Serikat untuk menjadi penengah dengan pihak Belanda dalam menyelesaikan masalah perebutan Irian Barat. Kepentingan Indonesia dalam kerjasama tersebut adalah untuk meningkatkan kekuatan militer Indonesia sebagai persiapan untuk menghadapi Belanda dalam perebutan Irian Barat. Sedangkan Uni Soviet berkepentingan untuk mendapatkan simpati Indonesia dengan memberikan alutsista yang modern dan untuk menyeimbangkan pengaruh Barat serta memperkuat sikap Indonesia yang netral sebagai negara nonblok