al-Hubb al-llahi: studi perbandingan antara Rabi'ahl al-Adawiyah dan Jalaluddin Rumi

Main Author: Syamsun Ni'am
Format: Masters
Terbitan: Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah
Subjects:
Daftar Isi:
  • Semua para sufi mengakui bahwa cinta Ilahi (aI-hubb aI-Ilahi) merupakan maqam puncak diantara maqam-maqam yang lain. Seorang sufi yang ingin sampai kepada maqam mahabbah (cinta), harus melalui tahapan-tahapan sebelumnya, seperti taubat, zuhud, shabar, faqr, tawakkal, dan sebagainya. Di samping itu para sufi juga sepakat, bahwa mahabbah itu tidak dapat digarnbarkan, didevinisikan, diberi batasan, dan juga tidak dapat dijelaskan hakikat dan rahasianya. Tetapi mahabbah (cinta) itu hanya dapat dirasakan akan keberadaannya. Ini pun hanya dapat dirasakan bagi sufi yang sudah masuk ke dalarn maqam mahabbah dan sudah pemah mengalaminya. Keadaan yang demikian telah dialami oleh Rabi'ah al-Adawiyah dan Jalaluddin Rumi. Baik Rabi'ah maupun Rumi, mereka sama-sama tidak pemah memberikan devinisi yang jelas mengenai mahabbah (cinta), dan memang kenyataannya cinta itu tidak bisa didevinisikan dengan kata-kata. Akan tetapi menurut keduanya, mahabbah (cinta) itu merupakan pengalaman mistis (ruhani) yang bersifat pribadi, dan hanya dapat dirasakan oleh masing-masing sufi yang mengalaminya. Jadi, dalam pandangan Rabi'ah dan Rumi mahabbah itu tidak dapat didevinisikan