Relokasi hiposenter gempabumi menggunakan metode double difference (studi kasus gempabumi Samudera Hindia 2 Maret 2016

Main Author: Gayatri Wisik Birat Mantra
Format: Bachelors
Terbitan: Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Subjects:
Daftar Isi:
  • Upaya mitigasi bencana gempabumi di Indonesia sangat penting. Hal ini dikarenakan Indonesia merupakan salah satu negara yang sering mengalami kejadian gempabumi, yang diantara kejadian tersebut menimbulkan banyak korban dan kerusakan. Berdasarkan penelitian sebelumnya, merelokasi hiposenter untuk kejadian gempabumi sangat diperlukan. Untuk itu, terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk merepresentasikan posisi hiposenter kejadian gempabumi yang lebih akurat. Salah satu metode yang terbaru adalah metode Double Difference. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi bidang patahan, luas bidang patahan dan parameter rekahan lainnya yang terjadi di lapangan. Dalam penelitian ini, studi kasus yang akan dibahas adalah kejadian gempabumi Samudera Hindia 2 Maret 2016 (7,8 Mw). Data yang digunakan pada studi relokasi ini berupa data arrival time untuk gempabumi utama beserta susulannya dari BMKG yang tercatat mulai dari tanggal 2 Maret 2016 ? 5 Maret 2016 dan untuk batasan wilayah yang digunakan didasarkan pada sebaran slip yang terjadi di lapangan yakni pada area ± 1⁰ dari lintang dan bujur gempabumi utama (4,91⁰ LS dan 94,3⁰ BT), sehingga batasan wilayahnya yang digunakan pada studi relokasi, yakni 3,0⁰ LS ? 6⁰ LS dan 93⁰ BT ? 96⁰ BT. Hasil akhir dari studi relokasi ini mengidentifikasikan bahwa bidang patahan yang terjadi pada kejadian gempabumi Samudera Hindia 2 Maret 2016 ialah bidang nodal pertama pada focal mechanism dengan strike 5, dip 80 dan slip -6, sedangkan untuk luas bidang patahan, panjang patahan, lebar patahan, maximum diplacement dan average diplacement, masing-masing adalah 3981,07 km2, 227,51 km, 34,99 km, 18,62 m dan 7,14 m.