Pola komunikasi Marabbi Foundation dalam membentuk sikap Loyalitas Relawan
Main Author: | Bayu Setiawan |
---|---|
Format: | Bachelors |
Terbitan: |
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
|
Subjects: |
Daftar Isi:
- Marabbi Foundation merupakan lembaga yang berkhidmat mewujudkan masyarakat madani melalui kreatifitas program dan karya serta menjalin sinergi aksi dengan berbasis kedermawanan dan kerelawanan. Dalam setiap pelaksanaan programnya Marabbi Foundation menggunakan jasa para relawam. Loyalitas relawan menjadi hal vital bagi Marabbi Foundation dalam mencapai suatu tujuannya, karena dengan tidak adanya relawan Marabbi Foundation tidak dapat melaksanakan program kegiatannya. Studi ini meneliti tentang pola komunikasi yang dilakukan oleh Murabbi Foundation dengan para relawan. Maka pertanyaan penelitiannya adalah: (1) Pola komunikasi apa yang diterapkan Marabbi Foundation dalam membentuk loyalitas relawan? (2) Bentuk dan melalui media komunikasi apa saja yang ada dalam membentuk loyalitas relawan? dan, (3) Apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam membentuk loyalitas relawan? Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi. Joseph A. Devito mengatakan ada lima unsur struktur jaring atau pola komunikasi. Kelima jenis pola komunikasi tersebut adalah pola roda, pola rantai, pola lingkaran, pola Y dan pola bintang. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Sedangkan proses pengumpulan data dilakukan melalui proses wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam membentuk sikap loyalitas relawan, Marabbi Foundation menggunakan pola roda dan pola bintang. Pola roda ini terjadi ketika pengelola lembaga membuka pelatihan relawan untuk menjelaskan prinsip dasar dan kode etik menjadi relawan di Marabbi Foundation. Sedangkan pola bintang terjadi pada proses interaksi pengelola lembaga dengan relawan yang bersifat informatif dan persuasif di dalam setiap program kegitan ataupun di luar dari kegiatan. Adapun hambatannya adalah ketidaksesuaian waktu pelaksanaan kegiatan dengan waktu luang relawan.