Pola komunikasi interpersonal dalam Jama'ah Tabligh (studi kasus Jama'ah Tabligh Kebon Jeruk)
Main Author: | Rizza Maulana Bahrun |
---|---|
Format: | Bachelors |
Terbitan: |
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
|
Subjects: |
Daftar Isi:
- Komunikasi tatap muka ini, terdapat hubungan yang lebih intens. Ini menjadi kelebihan komunikasi dalam komunitas Jama?ah Tabligh. Dimana jama?ah mendapat rangsangan (stimuli) dari pesan yang telah disampaikan dan dapat menimbulkan umpan balik (feed back) pada diri jama?ah. Kondisi ini semakin diperkuat dengan sistem halaqah, dimana kelompok yang didakwahkan adalah kelompok kecil. Jumlah anggota setiap halaqah bisa sekitar 20 sampai dengan 30 orang, bahkan dalam kegiatan tertentu jumlahnya bisa di bawah dari 10 orang. Interpersonal dalam konteks Jama?ah Tabligh diistilahkan dengan ?Dakwah?, dimana setiap mubaligh menyampaikan nasihatnya ke dalam halaqah dan jaulah. Komunikasi ini akan berlangsung secara tatap muka dimana setiap orang menangkap reaksi orang lain secara langsung. Metode yang dikembangkan adalah metode dialog, dimana jama?ah atau dalam hal ini yang berlaku sebagai murid bersifat responsif, mereka bisa mengajukan pendapat dan mengajukan pertanyaan diminta atau tidak diminta. Jamaah Tabligh merupakan gerakan keagamaan transnasional yang pada mulanya lahir dan berkembang di India. Gerakan ini didirikan pada tahun 1926 di Mewat India dengan Syaikh Maulana Muhammad Ilyas Kandahlawy bin Maulana Ismail al-Kandahlawy (1885-1944) sebagai tokoh pendirinya. Ia merupakan keturunan dari keluarga alim dan ahli agama di Mewat. Strategi dakwah merupakan perpaduan, metode dan taktik untuk mencapai tujuan dakwah. Dalam menvapai tujuan tersebut dibutuhkan pemikiran-pemikiran yang matang baik tehnik maupun taltik yang harus dilakukan seorang pendakwah.