Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Daun Kayu Jawa (Lannea coromandelica (Houtt.) Merr.) pada Tikus Wistar
Main Author: | Nona Rahmaida Puetri |
---|---|
Format: | Journal |
Terbitan: |
Media Litbang Kemenkes
|
Subjects: |
Daftar Isi:
- Daun Kayu Jawa (Lannea coromandelica (Houtt.) Merr.) merupakan salah satu obat herbal yang sering digunakan oleh masyarakat Indonesia. Secara empiris tanaman ini biasa digunakan untuk pengobatan seperti getahnya sebagai obat luka, daunnya untuk mengobati pembengkakan akibat keseleo, sakit mata, sakit gigi, gigitan binantang berbisa dan korteks kayu jawa mempunyai khasiat sebagai antiinflamasi, antimitosis, dan antioksidan. Namun, penggunaan daun sebagai obat herbal keamanannya belum pernah diuji. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa batang dan daun Kayu Jawa mengandung saponin, flavonoida, dan tanin. Ekstrak etanol kulit Kayu Jawa juga mengandung antibakteri dan antioksidan. Uji fitokimia menunjukkan ekstrak etanol daun Kayu Jawa mengandung flavonoid, steroid, terpenoid, saponin, tanin, dan fenolik. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui nilai toksisitas (LD50) ekstrak etanol 70% daun Kayu Jawa, sehingga dapat memberikan keamanan dalam penggunannya. Penelitian dilakukan menggunakan 15 ekor tikus galur Wistar betina. Dosis ekstrak yang dicoba adalah P1(500 mg/kgBB), P2 (3000mg/kgBB), dan P3 (5500mg/KgBB) yang diberikan secara oral. Gejala klinis toksisitas diamati selama 24 jam setelah pemberian bahan coba untuk melihat jumlah kematian. Pengamatan dilanjutkan selama dua minggu untuk mengetahui efek farmakodinamik. Selain itu juga dilakukan pengamatan individu terhadap ada tidaknya gejala keracunan dengan cara tikus dikorbankan untuk ambil dan diamati histopatologinya secara mikroskopis/histologis pada organ hati, paru, ginjal, jantung, usus, lambung, dan limpa. Dari hasil penelitian menunjukkan nilai LD50 ekstrak daun Kayu Jawa (L. coromandelica) lebih besar dari 5000 mg/kg BB masuk kedalam kategori praktis tidak beracun (Practically Non Toxic).