PEMBERITAAN CALON PRESIDEN (CAPRES) DAN CALON WAKIL PRESIDEN (CAWAPRES) PEMILIHAN UMUM 2019 (ANALISIS FRAMING MODEL ROBERT N ENTMAN PADA DETIK.COM PERIODE 13 MARET – 13 APRIL 2019

Main Author: Susmitha, Fitri
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: http://repository.iainpurwokerto.ac.id/6944/1/SUSMITHA%20FITRI_PEMBERITAAN%20CALON%20PRESIDEN%20%28CAPRES%29%20DAN%20CALON.pdf
http://repository.iainpurwokerto.ac.id/6944/2/COVER%2C%20BAB%20I%20PENDAHULUAN%2C%20BAB%20V%20PENUTUP%2C%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
http://repository.iainpurwokerto.ac.id/6944/
Daftar Isi:
  • Pemilihan Umum 2019 adalah pesta demokrasi yang diselenggarakan untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden, dan lembaga legislatif (DPR RI, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten). Suasana menjelang pemilihan, menjadi bahan berita yang menarik oleh media online. Terkhusus berita terkait dengan capres dan cawapres. Media online yang paling banyak memberitakan capres dan cawapres pemilu 2019 adalah Detik.com. Oleh karena itu, peneliti tertarik meneliti bagaimana independensi media online Detik.com dan etika pemberitaan politik Detik.com menurut perspektif Islam. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis framing model Robert N Entman. Dalam model ini, ada 4 elemen dalam melakukan analisis, yakni : identification problem, diagnosa cause, make moral judgment, dan treatment recommendation. Adapun berita yang dianalisis adalah berita capres dan cawapres pemilu 2019 periode 13 Maret sampai 13 April 2019. Dari banyaknya berita, peneliti memilih berita yang roundup dan kontroversi. Berdasarkan analisis yang dilakukan, hasil penelitian yang diperoleh ialah Detik.com berusaha seimbang memberitakan terkait kampanye, hasil survei, dan debat namun masih terlihat memiliki keberpihakan kepada salahsatu capres dan cawapres yakni Jokowi-Ma’ruf Amin. Sedangkan dalam memberitakan mengenai konflik yang terjadi di masing-masing kubu, Detik.com jelas menunjukkan keberpihakan kepada Jokowi-Ma;ruf. Dari beberapa berita yang dianalisis, Detik.com juga masih belum menunjukkan kesesuaian dengan etika pemberitaan politik dalam perspektif Islam.