MAKNA INFĀQ DALAM AL-QUR’AN (Kajian Semantik Toshihiko Izutsu)

Main Author: Cipto, Cipto
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.iainpurwokerto.ac.id/6836/1/SKRIPSI%20FULL%20CIPTO.pdf
http://repository.iainpurwokerto.ac.id/6836/2/cover_bab%201_babv_daftar%20pustaka.pdf
http://repository.iainpurwokerto.ac.id/6836/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini berjudul INFĀQ DALAM AL-QUR’AN (kajian sematik) Al-Qur’an dapat dipahami melalui banyak pendekatan, salah satunya dengan menggunakan pendekatan semantik. Dalam semantik dikenal Istilah kata kunci. Istilah kata kunci al-Qur’an merupakan penyusunan struktur konseptual dasar pandangan dunia al-Qur’an diantara istilah-istilah kata kunci al-Qur’an ialah kata infāq. Kata Infāq dalam al-Qur’an terulang 73 kali dalam 25 surat di setiap ayat di berbagai surat mempunyai makna yang berbeda. Kata dalam al-Qur’an bisa berubah dan berkembang maknanya dari waktu ke waktu, oleh karena itu penulis tertarik mengkaji makna Infāq dalam al-Qur’an. Dalam skripsi ini, penulis menggunakan makna dan konsep yang terkandung di dalam kata infāq yang terdapat dalam al-Qur’an dengan menggunakan analisis semantik yang dikembangkan oleh toshihiko izutsu. Semantik al-Qur’an menurut toshihiko izutsu berusaha menyingkap pandangan dunia al-Qur’an (Weltanschauung) melalui analisis semantik terhadap kosakata atau istilah-istilah kunci al-Qur’an, proses yang dilakukan dalam penelitian ini adalah meneliti makna dasar dan makna relasional kata infāq dengan menggunakan analisis sintagmatik dan paradigmatik kemudian dilanjut dengan mencari kosakata infāq pada masa pra Qur’anik, Qur’anik, pasca Qur’anik. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa kata Infāq memiliki makna dasar pengeluaran. Infāq memiliki makna relasional secara sintagmatik berhubungan Şalat, Sirr, Álāniyah, iman, Źahab, fiźah, Walidain, Aqràbain, yatāma, Masakin, Ibnu sabil, dan Ràhmat kemudian secara paradigmatik berhubungan dengan kata sedekah, Zakat, gharàm, qatàrà, bakhil, kārih, dan syuĥ. Dari keseluruhan menghasilkan pandangan dunia masyarakat (Weltanschauung), bahwa konsep Infāq memiliki hubungan dengan tuhan dan manusia. Kaitannya dengan manusia, bahwa manusia itu makhluk horizontal dimana saling tolong menolong itu diperlukan, karena merupakan perwujudan sikap peduli pada sesama. Sedangkan kaitanya dengan Allah Swt manusia makhluk vartikal, dimana sebagai sikap ketaatan kepada rabbnya selain itu merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan untuk mendapatkan ridhonya.