KONSEP PENCIPTAAN PEREMPUAN DALAM QS. AN-NISA: 1 (Studi Komparasi Tafsir Al-Jami’ Al-Bayan Fi Tafsir Al-Qur’an dan Tafsir Al-Manar)
Main Author: | Rif'atul, Jannah |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.iainpurwokerto.ac.id/6413/1/SKRIPSI%20FULL%20RIFATU%20JANNAH.pdf http://repository.iainpurwokerto.ac.id/6413/2/COVER_BAB%20I_BAB%20IV_DAFTAR%20PUSTAKA.pdf http://repository.iainpurwokerto.ac.id/6413/ |
Daftar Isi:
- Selama ini dalam pandangan masyarakat Indonesia mengenal istilah bahwa perempuan tercipta dari tulang rusuk laki-laki.Anggapan seperti ini nyatanya sudah mendarah daging dalam benak masyarakat.Berangkat dari anggapan tersebut, maka dalam penelitian ini akan dipaparkan sebuah jawaban dari benar apa tidaknya anggapan tersebut dan alasan adanya anggapan seperti itu. Untuk mengetahuinya, dalam penelitian ini penulis mengambil ayat QS.an-Nisa>: 1 dengan mengambil penafsiranath-Thabari sebagai representasi mufasir klasik dan penafsiran Muhammad Abduh sebagai representasi mufasir kontemporer. Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian library Research dengan pendekatan kualitatif.Sumber data yang digunakan adalah Tafsi>rAl-Ja>mi’ Al-Baya>n Fi Tafsi>r Al-Qur’a>nkarya Ibnu Jarir ath-Thabari dan Tafsi>r Al-Mana>rkarya Muhammad Abduh. Sedangkan Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teori sejarah sosial dengan model analisis sinkronis dan diakronis, dan teori analisis gender untuk mengetahui ada atau tidaknya bias gender dalam masing-masing penafsiran. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa asal penciptaan perempuan (Hawa) dilihat dari penafsiran ath-Thabari dalam menafsirkan QS. an-Nisa>: 1 berasal dari tulang rusuk laki-laki (Adam). Kata nafs wahidah dalam ayat tersebut bermakna Adam dan dhamir minha ditafsirkan dengan ‘bagian dari tubuh Adam’, sedangkan kata zaujaha-nya ditafsirkan dengan Hawa, istri Adam. Hal tersebut disebabkan oleh hadis nabi yang mengatakan bahwa perempuan diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok. Sedangkan menurut penafsiran Abduh, perempuan bukan diciptakan dari bagian tubuh laki-laki melainkan perempuan diciptakan dari jenis yang sama dari laki-laki, yakni tanah. Perbedaan penafsiran tersebut disebabkan karena perbedaan zaman, yang mana penafsiran Muhammad Abduh lebih menyuarakan keadilan gender dari pada penafsiran ath-Thabari.