PESAN DAKWAH DALAM WAYANG LAKON “BIMA NGAJI” PAGELARAN DALANG KI MASKUN PURBALINGGA

Main Author: SITI MASITOH, NIM 1423104038
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.iainpurwokerto.ac.id/5141/1/JUDUL_BAB%20I_BAB%20V_DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
http://repository.iainpurwokerto.ac.id/5141/2/SKRIPSI%20FULL%20SITI%20MASITOH.pdf
http://repository.iainpurwokerto.ac.id/5141/
Daftar Isi:
  • Keberagaman permintaan masyarakat membuat dakwah tidak bisa dilakukan lagi dengan cara sederhana. Seorang da’i harus dapat mengemas pesan dakwahnya agar pesan yang disampaikan menarik sehingga pesan dapat diterima dengan baik oleh mad’u. Seorang da’i dapat mengemas pesan dakwahnya melalui beberapa hal salah satunya dikemas menggunakan media tradisional seperti wayang. Wayang merupakan media dakwah yang digunakan walisongo yang bersifat audio visual. Ki Maskun adalah salah satu dalang yang saat ini tetap eksis melakukan dakwahnya dengan menggunakan wayang. Wayang sebagai media dakwahnya yaitu wayang lakon “Bima Ngaji” merupakan salah satu lakon yang dipentaskan Ki Maskun, wayang ini menceritakan tentang proses bagaimana seorang dari Pandhawa, yaitu Bima berupaya untuk mencari dan mencapai kesempurnaan hidup yang hakiki. Pencarian kesempurnaan hidup tersebut, dilandasi oleh sebuah perintah yang datang dari guru Bima, yaitu Durna. Di dalam pengembaraan Bima mencari ilmu tersebut banyak wejangan yang disampaikan oleh Dewaruci terhadap Bima, dan wejangan tersebut mengandung pesan dakwah didalamnya. Hal tersebut memberikan ketertarikan penulis untuk melakukan penelitian secara mendalam mengenai pesan dakwah yang terkandung atau ditampilkan Ki Maskun dalam pementasan wayang lakon Bima Ngaji. Penelitian termasuk jenis penelitian kualitatif. Peneliti menggunakan analisis isi (content analysis) yang tidak hanya memfokuskan penelitian terhadap pesan yang tersurat, namun juga untuk mengetahui isi pesan yang tersirat. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah video pementasan wayang lakon “Bima Ngaji”. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis menunjukkan bahwa pesan dakwah yang terkandung ada dua jenis,yaitu pesan dakwah yang bersifat mistik (hubungan antara manusia dengan Tuhan), bahwa hati nurani adalah kunci menjalani hidup yang hakiki. Sebaik-baiknya laku adalah yang didasarkan pada kehendak sukma atau Tuhan, melepaskan segala hal yang tidak berkaitan dengan Tuhan, melepaskan keduniawian dan yang kedua pesan dakwah non mistik (hubungan antara sesama manusia), yaitu manusia dalam menjalani hidup harus memiliki tekad yang kuat dalam mencapai sesuatu, selalu sadar dan waspada, himbauan agar manusia selalu dapat mengontrol segala tingkah laku dan tetap waspada pada apa yang dilakukan dan yang akan dihadapi. Dengan mengontrol segala laku dengan berbagai pertimbangan, niscaya hidup tidak akan pernah terasa tersesat dalam ketidakbenaran.