Daftar Isi:
  • Penuaan merupakan proses yang tidak bisa dihindari. Di dalam proses penuaan terjadi pemunduran baik fungsi fisik maupun psikis. Oleh karena itu, lansia rentan terhadap beragam asalah yang dihadapi. Terutama lansia yang hidup di Panti Pelayanan Sosial Lanjut Usia (PPSLU). Selain rentan terhadap berbagai masalah yang muncul, mereka dituntut pula untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Pertimbangan itulah yang melatarbelakangi penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tahap-tahap proses pencapaian makna hidup dan sumber-sumber makna hidup bagi lansia. Subjek dalam penelitian ini adalah lima orang yang menjadi penghuni Panti Pelayanan Sosial Lanjut Usia (PPSLU) “Sudagaran” Banyumas. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah logoterapi. Ada empat tahap dalam proses pencapaian makna hidup yakni tahap derita, tahap penerimaan diri, tahap penemuan makna hidup, tahap merealisasikan makna dan tahap kehidupan bermakana. Dalam logoterapi terdapat pula empat sumber makna hidup yakni pendalaman nilai-nilai berkarya (creative values), nilai-nilai penghayatan (experiental values), nilai-nilai bersikap (attitudinal values), dan nilai-nilai pengharapan (hopeful values). Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa kelima subjek sudah memiliki makna hidup. Adapun yang menjadi sumber makna hidup adalah nilai-nilai berkarya (creative values) yang meliputi unit makna berkreasi (membuat sesuatu), peduli lingkungan dan menolong sesama; nilai-nilai penghayatan (experiental values) yang meliputi unit makna religiusitas dan menuntut ilmu; nilai-nilai bersikap (attitudinal values) yang meliputi unit makna penerimaan diri, kesadaran diri, motivasi dan bersyukur; dan nilai-nilai pengharapan (hopeful values) yang meliputi unit makna kehidupan akhirat dan mengharapkan pahala.