KESEPIAN LANSIA BERSTATUS JANDA (Studi Kasus Terhadap Dua Orang Lansia Janda di Panti Pelayanan Sosial Lanjut Usia “Sudagaran” Kabupaten Banyumas)

Main Author: Asri Nuryani, NIM. 1423101053
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.iainpurwokerto.ac.id/4405/1/ASRI%20NURYANI_KESEPIAN%20LANSIA%20BERSTATUS.pdf
http://repository.iainpurwokerto.ac.id/4405/2/COVER_ABSTRAK_DAFTAR%20ISI_BAB%20I_BAB%20V_DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
http://repository.iainpurwokerto.ac.id/4405/
Daftar Isi:
  • Seorang lansia dalam hidupnya akan mengalami banyak perubahan dan perkembangan. Misalnya saja dari aspek fisik dan psikologis. Salah satu masalah psikologis yang sering di alami lansia adalah kesepian. Pada lansia kesepian ini sering diakibatkan karena kurangnya hubungan intim dengan orang-orang terdekat, seperti yang diberikan orang tua kepada anaknya dan sebaliknya, atau suami terhadap istri. Pada lansia janda, kesepian merupakan masalah psikologis yang sudah umum terjadi. Kehilangan pasangan hidup akan mempengaruhi segala aspek dalam kehidupannya. Beberapa penelitian menyatakan, bahwa setelah kematian pasangan hidupnya, wanita cenderung memiliki tingkat kesepian yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena sebuah pernikahan menjadi sentral dari segala aktifitas atau hubungan sosial bagi wanita. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk kesepian lansia berstatus janda serta upayanya dalam mengatasi kesepian di PPSLU “Sudagaran” Banyumas. Penelitian ini memfokuskan pada masalah psikologis lansia berstatus janda, yaitu kesepian, yang berada di PPSLU “Sudagaran” Banyumas. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui proses observasi di lapangan, wawancara secara mendalam, dan dokumentasi sebagai bukti konkrit pelaksanaan penelitian. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Metode ini digunakan untuk menggambarkan dan menjelaskan bentuk kesepian lansia berstatus janda serta upayanya dalam mengatasi kesepian di PPSLU “Sudagaran” Banyumas. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kedua subyek yang digunakan dalam penelitian ini mengalami suatu bentuk kesepian emosional, yang dilatarbelakangi oleh faktor psikologis dan faktor lingkungan. Sedangkan subyek dalam penelitian ini memiliki cara yang berbeda-beda dalam mengatasinya. Pada subyek pertama (Mbah Susini) lebih mengutamakan pengenalan terhadap diri sendiri, seperti menumbuhkan rasa ikhlas dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah. Pada subjek kedua (Mbah Tarisem), upaya yang dilakukan adalah berkomunikasi dengan sesama PM dan rajin mengikuti setiap kegiatan yang ada di PPSLU “Sudagaran” Banyumas.