FAKTOR FAKTOR PENYEBAB PERCERAIAN DI KALANGAN TENAGA KERJA WANITA ( TKW ) DI KECAMATAN PEKUNCEN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2013/2018
Main Author: | SULISTYO HADI SAPUTRA, NIM. 1423201042 |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.iainpurwokerto.ac.id/4193/1/COVER_ABSTARK_DAFTAR%20ISI_BAB%20I_BAB%20IV_DAFTAR%20PUSTAKA.pdf http://repository.iainpurwokerto.ac.id/4193/2/SULISTYO%20HADI%20SAPUTRA_FAKTOR%20FAKTOR%20PENYEBAB%20PERCERAIAN.pdf http://repository.iainpurwokerto.ac.id/4193/ |
Daftar Isi:
- Perceraian merupakan salah satu permasalahan cukup tinggi pada keluarga TKW, khususnya pada kasus perceraian keluarga TKW di Kecamatan Pekuncen Kabupaten Banyumas. Tingginya tingkat perceraian pada keluarga TKW karena dipicu berbagai permasalahan salah satunya faktor ekonomi. Berdasarkan fakta tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab perceraian pada keluarga TKW di di Kecamatan Pekuncen dan juga untuk mengetahui dampak perceraian yang terjadi pada keluarga TKW di Kecamatan Pekuncen Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan sumber data primer yang terdiri dari wanita TKW, Masyarakat, tokoh agama, kepala KUA di Kecamatan Pekuncen. Untuk teknik pengumpulan data penulis menggunakan tiga teknik, yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan analisis data penulis menggunakan beberapa tahap yaitu: pengumpulan data reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini menunjukan bahwa faktor-faktor penyebab perceraian pada keluarga Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Kecamatan Pekuncen ada dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal (a) Faktor internal yaitu Faktor ekonomi atau keuangan keluarga, (2) Tidak Ada Tanggung Jawab, (3) Faktor kurangnya komunikasi antar pasangan. (b) Faktor eksternal yaitu: adanya campur tangan dari keluarga salah satu pasangan dan, (2) faktor ketidaksetiaan salah satu pasangan atau perselingkuhan. Sedangkan untuk dampaknya adalah, (a) Hubungan antara kedua belah pihak keluarga dari masing-masing pasangan yang bercerai mengalami perpecahan bahkan putusnya talisilaturahmi. (b) Anak mempunyai sikap seenaknya sendiri dan kurang perduli terhadap keadaan sekitarnya. (c) Anak-anak hanya dekat dengan salah satu pihak dari orang tuannya yang bercerai. Perceraian membuat anak-anak korban perceraian harus memilih untuk hidup bersama dengan siapa, dengan ibukah atau dengan ayahnya. Keadaan tersebut membuat anak-anak korban perceraian akan menjadi lebih dekat dengan salah satu pihak dari orang tuanya.