Daftar Isi:
  • Perbankan memiliki suatu peran yang vital, karena perbankan memiliki fungsi sebagai penghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dalam bentuk pembiayaan. Dengan demikian bank bisa menjadi andalan dalam pembangunan di bidang ekonomi pada suatu negara, termasuk di Indonesia. Seiring dengan munculnya peraturan tentang perbankan di Indonesia, industri perbankan di Indonesia semakin berkembang, termasuk perbankan syariah. Namun perkembangan industri perbankan syariah tidak selalu mengalami kesuksesan, dan sebaliknya tidak sedikit yang mengalami kesulitan keuangan, salah satunya PT. BPRS Al-Wadi’ah Tasikmalaya. Pada tahun 2004-2006 PT. BPRS Al-wadi’ah Tasikmalaya mengalami permasalahan kesulitan keuangan, dan dampak permasalahan tersebut berkelanjutan hingga tahun 2010. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis model Altman’s Z-Score yang digunakan untuk memprediksi potensi kebangkrutan atau kesulitan keuangan PT. BPRS Al-Wadi’ah Tasikmalaya. Penelitian ini menggunakan data berupa laporan keuangan yang diterbitkan oleh PT. BPRS Al-Wadi’ah Tasikmalaya, dengan sampel laporan keuangan tahun 2011-2014. Analisis data dilakukan dengan model Altman’s Z-score yang menggunakan lima jenis rasio yaitu working capital to total assets, retained earnings to total assets, earning before interest and taxes to total assets, book value of equity to book value of debt, dan sales to total assets. Titik cut off dari Altman’s Z-score adalah jika Zi > 2,90 perusahaan dinyatakan pada posisi sehat/ aman, jika Zi < 1,20 perusahaan dinyatakan pada posisi bangkrut dan jika Zi = 1,20-2,90 maka perusahaan dinyatakan pada posisi rawan atau perusahaan memiliki potensi untuk mengalami kebangkrutan. Hasil perhitungan Z-Score menunjukkan bahwa pada tahun 2011-2014 PT. BPRS Al-Wadi’ah Tasikmalaya memiliki nilai rata-rata Z-Score sebesar 1,809 (Z-Score = 1,20 – 2,90). Dengan nilai Z-Score tersebut, kondisi PT. BPRS Al-Wadi’ah Tasikmalaya berada pada kondisi rawan atau berada dalam grey area. Sehingga dapat dikatakan PT. BPRS Al-Wadi’ah Tasikmalaya berpotensi atau memiliki potensi mengalami kebangkrutan atau kesulitan keuangan.