PSIKOLOGI KEBAHAGIAAN DALAM AL-QUR’AN (Tafsir Tematik atas Ayat-ayat al-Qur’an tentang Kebahagiaan)

Main Author: Dr. Muskinul Fuad, M.Ag
Format: Monograph NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: IAIN Purwokerto , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.iainpurwokerto.ac.id/1395/1/Dr.%20Muskinul%20Fuad%2C%20M.Ag_PSIKOLOGI%20KEBAHAGIAAN%20DALAM%20AL-QUR%E2%80%99AN%20%28Tafsir%20Tematik%20atas%20Ayat-ayat%20al-Qur%E2%80%99an%20tentang%20Kebahagiaan%29.pdf
http://repository.iainpurwokerto.ac.id/1395/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan makna kebahagiaan menurut al-Qur’an dengan cara menggali ayat-ayat al-Qur’an secara tematik, yang berkaitan dengan tema kebahagiaan. Pendekatan yang digunakan adalah tafsir maudhu’i yang bercorak psikologis. Dengan dasar analisis yang bersifat holistik dan komprehensif, tulisan ini berusaha untuk menangkap pesan moral-psikologis dari ayat-ayat Al-Qur’an yang dikaji melalui pendekatan deduktif. Hasil kajian menunjukkan bahwa banyaknya ayat-ayat al-Qur’an yang berbicara tentang kebahagiaan mengindikasikan bahwa tema ini sesuai dengan sifat dasar manusia yang senantiasa mencari dan mendambakannya. Itulah yang sesungguhnya juga menjadi tujuan hidup manusia. Setiap orang ingin selalu bahagia atau dapat meraih kebahagiaan. Kebahagiaan di sini tentu saja seharusnya bukan sekedar kesenangan atau kepuasan lahiriah yang bersifat jangka pendek dan sesaat, tetapi kebahagiaan yang bersifat batiniah, ruhaniah, hakiki, lestari, dan jangka panjang (dunia dan akhirat). Dalam kajian psikologi modern yag sekuler, pembahasan tentang bagaimana metode mencapai kebahagiaan lebih mendapatkan perhatian daripada upaya memahami esensi kebahagiaan itu sendiri. Sementara, al-Qur’an menunjukkan kepada para pembacanya tentang esensi kebahagiaan, tingkatan kebahagiaan, mengajak mereka untuk memilih hidup bahagia, sifat-sifat orang yang bahagia, dan bagaimana caranya untuk memperoleh kebahagiaan dalam hidup. Kajan ini semakin mempertegas bahwa psikologi yang berakar nilai-nilai sekularisme di Barat, meskipun memasukkan nilai spiritualitas dalam wacana kebahagiaan manusia tidaklah memberikan sebuah panduan hidup yang relatif mantap kepada manusia dalam menggapai kebahagiaan hidupnya. Di sinilah letak kebutuhan kajian-kajian psikologis yang berlandaskan nilai-nilai Qur’ani menemukan relevansinya.