EVALUASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH LUAR BIASA ABCD KUNCUP MAS BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Daftar Isi:
- Evaluasi pembelajaran merupakan suatu proses secara sistematis dan kesinambungan untuk memperoleh informasi tentang tingkat keefektifan proses pembelajaran dalam membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang optimal. Maka, menjadi tugas pendidik dalam memilih teknik evaluasi yang sesuai dengan kondisi peserta didiknya atau anak berkebutuhan khusus (ABK) dengan tujuan dapat mengatahui tingkat keberhasilan suatu pembelajaran. Skripsi ini dilatarbelakangi dengan adanya berbagai macam teknik evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik dalam mata pelajaran Pendidikann Agama Islam (PAI) kepada peserta didik, sehingga peserta didik mampu untuk mengerjakan tes. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah teknik evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi anak berkebutuhan khusus di Sekolah Luar Biasa ABCD Kuncup Mas Banyumas tahun pelajaran 2013/2014?. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui teknik evaluasi pembelajaran dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam bagi Anak Berkebutuhan Khusus di SLB ABCD Kuncup Mas Banyumas. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian field research yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung ke lapangan yang bersifat deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah guru kelas dan kepala sekolah. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman dengan langkah-langkah yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa teknik evaluasi pembelajaran pendidikan agama Islam yang diterapkan pada SDLB-B Kuncup Mas Banyumas secara umum masih sama dengan sekolah dasar pada umumnya yaitu menggunakan teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan dan tes perbuatan. Sedangkan teknik Non-tes belum terlalu dikembangkan. Akan tetapi perbedaannya terletak pada pelaksanaan tes yang berbeda-beda, pada anak tunarungu yaitu dengan cara dibacakan dan dipahamkan soalnya, pada anak tunanetra pelaksanaan tes dengan penyediaan soal dalam bentuk huruf Braille, kemudian anak tunagrahita dengan pengarahan jawaban, anak tunadaksa masih mampu untuk mengendalikan dalam mengerjakan soal kecuali pada tes perbuatan membutuhkan bantuan, sedangkan anak tunalaras pelaksanaan tes dengan adanya pengawasan penuh oleh pendidik.