MODEL AGROINDUSTRI BAWANG MERAH BREBES
Main Author: | Herman, Atih Surjati; Kebijakan Industri Sekretariat BPKIMI |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri
, 2007
|
Online Access: |
http://ejournal.kemenperin.go.id/jri/article/view/8 http://ejournal.kemenperin.go.id/jri/article/view/8/6 |
Daftar Isi:
- ABSTRAK Model agroindustri bawang merah dirancang untuk Kabupaten Brebes, menggunakan pendekatan kegiatan rantai pasokan tradisional, yaitu pemasaran, pengolahan dan pasokan bahan baku dalam menentukan kelembagaan intinya. Verifikasi model dilakukan melalui analisis financial menggunakan data yang dikumpulkan antara Juli sampai dengan Desember 2003. Kelembagaan yang teridentifikasi untuk anggota agroindustri ini adalah kelompok petani, kolektor yang juga melakukan penanganan pasca panen, industri bawang goreng, industri serbuk bawang dan industri pewarna alam, serta eksportir. Salah satu elemen kunci untuk keberhasilan pembangunan agroindustri adalah fasilitator, yaitu tenaga professional independen yang dilatih khusus untuk memfasilitasi proses membangun jejaring bisnis dan memperkuat kerjasama antar perusahaan. Kapasitas agroindustri dirancang untuk mampu menyerap kelebihan produksi bawang merah sebagai hasil dari proses intensifikasi, yaitu 150.000 ton bawang segar/tahun. Industri bawang merah dan serbuk bawang direncanakan berdasarkan pada daya serap pasar, yaitu masing-masing sebesar 80 ton/hari. Bahan baku bawang dipasok oleh petani dengan lahan pertanian seluas 800 ha. Sebagian besar produk direncanakan dijual di pasar domestik (pabrik mie instan), dan ekspor dirancang untuk menyalurkan kelebihan produksi, yaitu 459 ton bawang merah segar serta masing-masing 80 ton bawang goreng dan serbuk bawang per bulan. Total modal diperkirakan sebesar Rp. 131,231 milyar dan total keuntungan mencapai Rp. 3,140 milyar. Petani akan memperoleh keuntungan sebesar Rp. 36 juta/ha/tahun. Konsep agroindustri merupakan alternatif pemecahan bagi masalah rendahnya harga bawang pada musim panen. Penerapan konsep harus didukung oleh pemerintah, khususnya dalam mengakses pasar dan membiayai fasilitator pada tahap awal pembentukannya.Kata kunci: bawang merah, agroindustri, model.