Daftar Isi:
  • Hubungan romantis adalah sebuah hal yang sudah menjadi kebutuhan dasar manusia. Hal itu dilatar belakangi oleh kebutuhan dasar berupa kebutuhan akan rasa aman dan dicintai. Namun, kurangnya pengetahuan dan informasi mengenai cara menjalin hubungan yang baik tidak jarang menimbulkan perilaku menyimpang atau toxic relationships dan salah satunya adalah stockholm syndrome ini. Stockholm syndrome merupakanah sebuah hubungan yang didalamnya dipenuhi dengan kekerasan baik fisik ataupun mental, ancaman, dominasi dan juga cinta yang manis. Berdasarkan latar belakang tersebut, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1). Apa stockholm syndrome in relationship? 2). Bagaimana penerapan teknik rational emotive behaviour therapy? 3). Bagaimana hasil penerapan rational emotive behaviour therapy terhadap penderita stockholm syndrome?. Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1). Mengetahui stockholm syndrome in relationship 2). Mengetahui penerapan teknik rational emotive behaviour therapy terhadap stockholm syndrome in relationship 3). Mengetahui hasil penerapan rational emotive behaviour therapy terhadap penderita stockholm syndrome. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dan penelitian tindakan. Dalam pengumpulan data, saya menggunakan teknik observasi, wawancara dan kuisioner. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Jiput Kabupaten Pandeglang yang dilakukan dari bulan Januari 2021 hingga bulan Maret 2021 dengan jumlah objek penelitian sejumlah 5 orang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa kondisi penderita stockholm syndrome mengidap gejala yaitu: Merasa cemas, takut, pasrah dan tidak berdaya dalam menghadapi pasangannya dan lain-lain. Sedangkan penerapan layanan konseling meliputi beberapa tahap yaitu: Tahap awal berupa asesmen, tahap pertengahan berupa treatment dan tahap akhir berupa evaluasi. Penerapan layanan konseling dengan teknik rational emotive behaviour therapy berdampak positif dalam mereduksi gejala stockholm syndrome bagi sebagian konseli. Sebagian responden mampu untuk menyesuaikan diri dan melawan ketakutannya dalam menghadapi pasangannya, meskipun sebagian responden lainnya tidak mendapat hasil yang serupa. Layanan konseling dengan penerapan teknik rational emotive behaviour therapy cukup bisa digunakan sebagai salah satu teknik konseling dalam mereduksi kecenderungan stockholm syndrome dalam kasus tertentu.