Daftar Isi:
  • Masa remaja merupakan peralihan dari anak-anak menuju dewasa, baik secara jasmani maupun rohani. Salah satu kebutuhan psikologis kita yang paling penting dan juga kebutuhan seluruh manusia adalah penerimaan oleh kelompok sosial di sekitarnya. Masa remaja memang masa dimana ingin menemukan jati diri, mencoba hal-hal yang baru, ingin diakui oleh teman sekelompoknya. Salah satunya yaitu memakai tato. Banyak remaja saat ini yang menggunakan tato untuk menghiasi tubuhnya. Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana perilaku remaja akhir bertato?, 2) Apa faktor yang mendorong remaja akhir bertato?, 3) Bagaimana layanan konseling individual untuk menghentikan remaja akhir bertato? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Bagaimana perilaku remaja akhir bertato, 2) faktor yang mendorong remaja akhir bertato, 3) Bagaimana layanan konseling individual untuk menghentikan remaja akhir bertato. Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, pengamatan lapangan dan dokumentasi. Kesimpulan penelitian ini adalah perilaku remaja akhir bertato diantaranya SDR, JK, SAD, dan YN. Dengan demikian, setelah konselor mengetahui beberapa masalah yang dialami oleh responden, maka selanjutnya adalah proses konseling dengan menggunakan konseling individual.setiap responden yang diteliti melalui konseling individual dengan pertemuan pertama menggunakan teknik attending, empati, realita, eksplorasi. Selanjutnya konselor memberikan motivasi kepada setiap responden sehingga dapat membuat rencana kearah perubahan yang lebih baik. Setelah dilakukan konseling individual, ada sedikitnya perubahan pada masing-masing responden. Seperti SDR yang mulai sadar dan tidak akan menambah tatonya lagi, bahkan adiknya yang ingin memiliki tato dilarang oleh SDR, karena SDR tidak ingin adiknya mengalami penyesalan yang dialami oleh SDR. JK yang mulanya menganggap tato iseng, terdapat penyesalan dalam hatinya karena menyadari akan susahnya mencari kerja di pabrik jika ia memiliki tato. SAD yang mulanya ingin menunjukkan orang bertato juga memiliki sopan santun, walaupun akhirnya dengan mentato tubuhnya meninggalkan penyesalan pada dirinya yang tak berujung. Meskipun belum bisa dikatakan berhasil namun bisa sedikit menyadarkan pikiran responden. Seperti mulai menyadari bahwa tato merugikan untuk siapapun yang menggunakannya. Hasil dari proses konseling dapat dilihat dari kemampuan responden untuk merubah persepsi dan menyadari tindakannya bahwa sebelumnya bertato untuk ajang agar terlihat keren, sampai pada sesi bahwa yang dilakukan responden merugikannya dan menyesali perbuatannya.