Daftar Isi:
  • Konseling individual adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh ahli (konselor) kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah (klien/konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Tujuan umum konseling individu adalah membantu klien menstrukturkan kembali masalahnya dan menyadari life style serta mengurangi penilaian negative terhadap dirinya sendiri. Pendekatan client centered berasumsi bahwa manusia yang mencari bantuan psikologis diperlakukan sebagai konseli yang bertanggung jawab yang memiliki perspektif eksitensial. Pendekatan ini memiliki keyakinan bahwa individu pada dasarnya baik. Hal ini dideskripsikan lagi bahwa manusia memiliki tendensi untuk berkembang secara positif dan konstruktif realistis, dan dapat dipercaya. Lantas manusia dipandang sebagai insan rasional, makhluk social, realistis dan berkembang. Lapas merupakan suatu tempat pembinaan warga binaan yang melakukan kesalahan, seseorang yang masuk ke dalam penjara akan jauh dari sanak saudara yang membuat warga binaan merasa jenuh, patah semangat bahkan sampai warga binaan merasa cemas dan stress. Karena pada dasarnya warga binaan mengalami berbagai dinamika psikologis yang ia terima. Maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1) Bagaimana kondisi kecemasan pada Warga Binaan Lansia di Lapas Klas IIA Serang? 2) Bagaimana dampak konseling individual terhadap kasus Asusila pada Warga Binaan Lansia di Lapas Klas IIA Serang? Tujuan penelitian ini adalah: 1)Untuk mengetahui kondisi kecemasan pada Warga Binaan Lansia di Lapas Klas IIA serang. 2) Untuk mendeskripsikan dampak konseling individual terhadap kasus Asusila pada Warga Binaan Lansia di Lapas Klas IIA Serang. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pendekatan kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan 1) membantu dalam mengoreksi presepsi terhadap lingkungan agar klien bisa mengarahkan tingkah laku serta mengembangkan kembali minat sosialnya. Responden juga menyadari apa yang dilakukan, dipikirkan dan yang dirasakannya sudah baik. Teknik ini juga bisa merubah konseli tetapi tergantung pada persepsi konseli sendiri. Dan setelah dilakukan konseling menggunakan teknik ini mereka sudah mulai bersosialisasi dengan warga binaan lainnya. Warga binaan yang kasusnya tindak asusila di Lapas Klas IIA Serang mengalami kecemasan dengan berbagai gejala. Diantaranya gejala kognitif, gejala afektif dan gejala fisiologis. Gejala kognitif yang tidak bisa diamati oleh orang lain dan sangat berdampak negative bagi warga binaan. Gejala afektif salah satu gejala kecemasan yang merupakan hilangnya control emosi dan pengendalian diri. gejala fisiologis, dalam hal ini reaksi fisik yang dialami oleh individu tidak bisa dilihat tetapi bisa diamati, gejala yang timbul seperti telapak tangan berkeringat dan jantung berdebar kencang. Hasil dari proses konseling bisa dilihat dari sebelum sesi konseling dengan responden dan setelah dilakukannya konseling. Dan konseling ini dilakukan untuk satu orang klien.