PANTUN SISINDIRAN DI BANTEN: Fungsi dan Nilai-nilai Budaya yang Terkandung di dalamnya
Main Author: | Wardah, Eva Syarifah |
---|---|
Format: | Article PeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Fakultas Tarbiyah dan Adab
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.uinbanten.ac.id/5685/1/pantun%20sisindiran.pdf http://repository.uinbanten.ac.id/5685/ |
Daftar Isi:
- Pantun sisindiran.adalah suatu bentuk karya sastra berupa seni tutur yang popular dalam masyarakat di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di Banten. Pantun sisindiran dibentuk oleh pola yang sudah baku, yaitu oleh sejumlah suku kata yang membentuk larik-larik berupa sampiran dan isi. Larik-larik pada sampiran memberikan gambaran keadaan alam, masyarakat, budaya, seperti yang berkaitan dengan nasib, jodoh, penyesalan, dsb. Sedangkan larik-larik pada isi menyampaikan tentang nilai-nilai, norma, nasehat, ajaran secara tidak langsung, agar sasaran yang dituju tidak tersinggung perasaannya. Pemberian ajaran itu biasanya berupa anjuran, ajakan, perintah, sindiran, larangan dalam rangka mewujudkan masyarakat yang baik dan sejahtera. Persoalan-persoalan yang biasanya dibawakan melalui sisindiran secara halus dan menyentuh, sehingga penikmat tidak merasa dipaksa untuk memahaminya. Persoalan politik, budaya, social, ekonomi, dsb digubah dalam sisindiran, melalui sindiran, kritikan, dan sentuhan-sentuhan yang manusiawi. Dari segi isi dan tema, pantun sisindiran dikelompokan menjadi: pantun anak-anak, muda-mudi, dan orang tua. Pantun anak-anak yaitu untuk menggambarkan dunia anak-anak, sangat sederhana tidak terlepas dari pemikiran anak-anak, tema-temanya berkisar, permainan, makanan, pakaian, dan kehidupan sehari hari. Pantun muda-mudi, terdiri dari pantun dagang atau pantun nasib, pantun jenaka, pantun berkenalan, pantun berkasih-kasihan, dan pantun beriba hati. Pantun orang tua biasanya berisi nasehat, kias, ibarat, adat, dan ajaran agama. Pantun orang tua ini terdiri dari pantun adat, pantun agama, pantun budi, pantun nasehat, pantun kepahlawanan, pantun kias dan pantun peribahasa Dari segi fungsi, pantun sisindiran tidak dipandang sebagai sarana hiburan (rekreatif) atau alat komunikasi saja, melainkan religious, edukatif, ekonomi, social, budaya, politik dsb. Adapun nilai-nilai budaya yang terkandung dalam pantun sisindiran, antara lain nilai-nilai pendidikan, moral, social, keagamaan, dan humor (jenaka).