FALSAFAH PANCASILA SEBAGAI TITIK TEMU AGAMA DAN NEGARA

Main Author: ROSADI, SALIM
Format: Article NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Subjects:
Online Access: http://repository.uinbanten.ac.id/5315/1/opini-FALSAFAH%20PANCASILA%20SEBAGAI%20TITIK%20TEMU%20AGAMA%20DAN%20NEGARA.pdf
http://repository.uinbanten.ac.id/5315/
Daftar Isi:
  • Pancasila, Agama dan Negara merupakan susunan triadik yang manunggal, satu sama lain saling menopang. Namun ketika sikap keagamaan berubah wajah menjadi fundamental (militan-ekstrimis), merasa bahwa sesuatu yang bernama kebenaran sudah ada di tangan mereka atas legitimasi ketuhanan, memandang dirinyalah kelompok pilihan untuk membawa misi suci, maka agama menjadi ambivalen sebagai alat untuk membenturkan negara dan ideologinya dalam hal ini Pancasila. Muaranya ia dianggap tak dapat didamaikan. Dalam konteks kebangsaan, tentu sikap ini sangat berbahaya dan mengancam. Pasalnya, Pancasila merupakan grand idea sekaligus pedoman pokok dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara. Sementara agama merupakan spirit pengamalan Pancasila dalam ideal moralnya berasas ketuhanan sekaligus kemanusiaan sebagai ejawantah keadilan, persatuan, persamaan dan musyawarah dalam suatu negara. Upaya mencari titik temu hubungan agama dan negara, sebetulnya telah lama dipersoalkan. Bahkan, hal ini dianggap sebagai pemicu konflik intelektual dalam kaitan beragama dan bernegara. Jika menengok ke belakang, ketika Indonesia mencari arah perumusan dasar ideologi negara, terjadi dua pemahaman. Satu sisi menganggap agama hendaknya menjadi tanggung jawab pribadi dan bukan negara. Kelompok nasionalis sekuler ini berupaya memisahkan hubungan antara agama dan negara. Sementara di sisi lain sebaliknya, menganggap tidak ada pemisahan antara agama dan negara. Karena agama bukan hanya mengatur urusan dengan Tuhan, namun juga dengan manusia. Kelompok ini diwakili oleh nasionalis religius.