PENDEKATAN CLIENT CENTERED UNTUK MENGATASI TRAUMA PADA WANITA PASCA PERCERAIAN(Studi di Kecamatan Kasemen Kota Serang Provinsi Banten)

Main Author: FIRDAUS, NOVA NUR
Format: Bachelors NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.uinbanten.ac.id/525/1/COVER%20SKRIPISI.pdf
http://repository.uinbanten.ac.id/525/2/PERNYATAAN%20KEASLIAN%20SKRIPSI.pdf
http://repository.uinbanten.ac.id/525/4/ISI%20SKRIPSI.pdf
http://repository.uinbanten.ac.id/525/3/DAFTAR%20PUSTAKA%20SKRIPSI.pdf
http://repository.uinbanten.ac.id/525/
Daftar Isi:
  • Wanita yang mengalami perceraian memiliki banyak pikiran-pikiran negatif yang berdampak pada kondisi psikologisnya. Dampak yang muncul dari kondisi psikologis bagi wanita yang mengalami perceraian seperti trauma untuk menikah lagi dapat mengganggu kelangsungan hidupnya. Padahal dari segi usia dan alat reproduksi masih dikatakan baik. Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana kondisi psikologis wanita pasca perceraian?, 2) Bagaimana dampak penerapan pendekatan Client-Centered dalam mengatasi trauma pasca perceraian? Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui kondisi psikologis wanita yang melewati proses perceraian, 2) Untuk mengetahui dampak penerapan pendekatan Client-Centered dalam mengatasi trauma pasca perceraian. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Kasemen Kota Serang Provinsi Banten. Responden dalam penelitian ini sebanyak 10 responden dan sampel sebanyak 4 orang, pengambilan sampel dilakukan dengan metode Purposive Sampling. Metode pengumpulan data ini bersifat kualitatif dengan melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisa data dalam penelitian ini adalah dengan mengumpulkan informasi-informasi dari objek penelitian dan disusun secara sistematis. Peneliti juga melakukan tindakan yaitu dengan Pendekatan Client-Centered. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sebelum melakukan proses konseling, keempat responden yang diteliti memiliki banyak pikiran-pikiran negatif seperti pernikahan hanya menambah beban, pria hanya melihat fisik wanita dan hidup tanpa seorang suami lebih baik. Setelah melakukan proses konseling Client-Centered, keempat responden lebih dapat mengeksplor pikirannya secara luas mengenai pernikahan, kehidupan rumah tangga dan mengenai sosok pria. Namun yang dapat merubah pikiran mengenai sisi buruk pria hanya 3 responden yang berhasil dan mencoba untuk membuka hati sedangkan 1 responden tidak berhasil, karena banyak kerugian yang ia dapatkan setelah menikah dan akhirnya bercerai.