Daftar Isi:
  • Komunikasi antar budaya adalah sumber dan penerimanya berasal dari budaya yang berbeda antar sumber dan penerimanya berasal dari budaya yang berbeda.Perbedaan kultur dari orang-orang yang berkomunikasi ini juga menyangkut kepercayaan, nilai serta cara berprilaku cultural dikalangan mereka. Adapun rumusan masalah ini lebih terfokus kepada bagaimana cara berkomunikasi sosial antar budaya di masyarakat Cikande dan bagaimana membangun toleransi antar agama di kedua kelompok tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam pendekatan kualitatif penulis mengumpulkan data dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif yaitu dengan cara melaporkan data dengan menerangkan menggambarkan dan mengklasifikasikan data yang telah terkumpul kemudian disimpulkan. Dalam proses komunikasi antar kedua kelompok mereka saling menyesuaikan diri dan mengerti jika tidak semua orang yang hidup berdampingan akan mengerti dengan bahasa yang mereka gunakan. Terlihat bahwa bahasa sangat berpengaruh dalam berkomunikasi. Terutama ketika berbicara dengan orang yang berasal dari budaya yang berbeda, mereka berusaha untuk menyesuaikan yaitu berkomunikasi dengan bahasa Indonesia. Dalam membangun toleransi antar agama di masyarakat Cikande masing-masing kelompok memberi kebebasan dalam mempercayai suatu agama yang mereka anut. Kedua kelompok tidak pernah saling memaksakan dan mempersempit gerak satu sama lain dalam melaksanakan hal-hal yang mereka percayai serta sikap saling menghargai kebiasaan-kebiasaan kelompok dalam membangun sikap toleransi.