POLA KOMUNIKASI KOMUNITAS VESPA DALAM MEMPERTAHANKAN SOLIDARITAS ANGGOTA Studi Kasus Komunitas Campus Scooter Serang UIN SMH Banten
Daftar Isi:
- Komunikasi adalah merupakan aktifitas dasar manusia,dengan komunikasi manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah tangga, di tempat pekerjaan, di pasar, dalam masyarakat atau dimana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam komunikasi. Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat dimungkiri begitu juga halnya bagi suatu organisasi. Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah di penelitian ini adalah : 1) Bagaimana pola komunikasi di komunitas (Campus Scooter Serang UIN SMH Banten), 2) Bagaimana cara mempertahankan solidaritas dalam komunitas (Campus Scooter Serang UIN SMH Banten). Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui pola komunikasi di komunitas (Campus Scooter Serang UIN SMH Banten). 2) Untuk mengetahui cara mempertahankan solidaritas dalam komunitas (Campus Scooter Serang UIN SMH Banten). Berdasarkan penelitian yang sudah di lakukan, penulis menggunakan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa data-data dari responden dan prilaku yang dapat diamati. Tehnik pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan bahwa: Pola komunikasi di dalam komunitas sangat lah penting dengan menggunakan beberapa pola komunikasi seperti komunikasi primer, sekunder, linier dan silkular. Akan tetapi di dalam komunitas (Campus Scooter Serang UIN SMH Banten) lebih cenderung menggunakan pola komunikasi linier yaitu dengan tatap muka dan berinteraksi secara langsung, karena dengan ruang lingkup yang sama. Dengan menggunakan komunikasi linier lah kesolidaritasan mereka tetep terjalin menjadi keluarga Dengan menjaga kesolidaritasan antar anggota mereka menggunakan beberapa indikator seperti: transparansi, empati, dukungan, obyektifitas, dan kesamaan. Akan tetapi dalam keanggotaan lebih cenedrung menggunakan indikator empati karena merasakan sebagaimana yang di rasakan oleh anggota atau mencoba merasakan dengan cara yang sama dengan perasaan orang lain.