Daftar Isi:
  • Teknik Cognitive Defusion merupakakan salah satu dari teknik dari pendekatan ACT (Acceptence And Commitment Therapy), yang dimana dalam berkaitan dengan untuk membantu individu dalam membuat pilihan dan tindakan yang konsisten (perilaku tertentu seperti nilai yang mereka yakini pada diri mereka sendiri). Untuk menerima setiap situasi (misalnya, hubungan yang kasar), tapi beberapa keadaan akhirnya harus diterima mislanya kejadian yang terjadi pada masa lalu yang membuat mereka cemas, meskipun kejadian itu terjadi mereka tetap ada sampai sekarang, dan mereka harus menyadari itu. Penelitian ini dilakukan berkenaan dengna temuan penelitian di Pondok Pesantren Darussalam Pipitan, beberapa santri mengalami kesulitan dalam memotivasi kepercayaan dirinya. Dengan penemuan tersebut, peneliti memberikan terapi teknik Cognitive Defusion kepada sejumlah santri. Dalam penelitian ini, rumusan masalah yang diteliti adalah (1) Bagaimana Kepercayaan Diri Santri Pondok Pesantren Darussalam Pipitan? (2) Bagaimana Hasil dari Penerapan Teknik Cognitive Defusion Dalam Memotivasi Kepercayaan Diri Santri Pondok Pesantren Darussalam Pipitan?. Tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana layanan konseling individu dengan teknik Cognitive Defusion pada santri dapat memotivasi kepercayaan diri santri di Pondok Pesantren Darussalam Pipitan. Jenis penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian deskriptif kualitatif. Adapun informan dalam penelitian ini adalah guru BK di Pondok Pesantren Darussalam Pipitan, Setelah menjalani proses konseling dengan teknik Cognitive Defusion terhadap santri yang kurang kepercayaan diri di Pondok Pesantren Darussalam Pipitan, terjadi perubahan pada diri santri yaitu adanya keyakinan dalam diri santri untuk menerima kejadian dai masa lalu dengan kejadian di masa saai ini, sehingga kejadian/pengalaman buruk masa lalu tidak menghambat di masa kini, penerimaan tersebut tentu saja dibarengi dengan tidak menghakiminya. Serta adanya perubahan dari kemampuan santri dalam kepercayaan diri, santri mampu untuk berkomunikasi dengan santri lain, serta terjadinya hubungan social yang terjalin dengan baik.