Daftar Isi:
  • Asap mengepul dari hembusan dan terselip sebatang rokok di jari tangan adalah pemandangan yang lazim kita didapatkan sehar-hari di lingkungan kita. Sebuah perilaku yang lumrah kita saksikan pada orang-orang yang duduk di warung-warung kopi, rumah makan, di jalanan atau bahkan di kantor-kantor. Kenyataan itu menunjukkan seolah-olah merokok adalah budaya jati diri bangsa. Bahkan, tradisi Minangkabau “Mamaggia baralek” mengundang syukuran pernikahan yang secara tradisi adat menggunakan siriah ada pula yang sudah menggantinya dengan rokok. Inilah sebuah pergeseran perilaku yang paradoks. Tatkala Bangsa Eropa dan Amerika yang dulunya menjadikan rokok sebagai simbol modernitas dan maskulinitas (macho), sekarang justru sudah meninggalkannya. Perubahan perilaku secara sosial dan perlahan didorong dengan kebijakan publik kearah itu. Hal ini dilakukan sejak diumumkan ke publik hasil penelitian beskala besar Framingham Cohort Heart Study-I tahun 1970, yang juga termasuk dampak negatif yang besar dari merokok.