Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Investasi Perbankan Syariah di Indonesia
| Main Author: | Ahda, Ridala |
|---|---|
| Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
| Bahasa: | eng |
| Terbitan: |
, 2008
|
| Subjects: | |
| Online Access: |
http://repo.unand.ac.id/2165/1/IMG_NEW.pdf http://repo.unand.ac.id/2165/ |
Daftar Isi:
- Dalam upaya mendorong aktivitas investasi riil yang menciptakan nilai tambah (value added) yang dibutuhkan perekonomian, maka perbankan syariah (BUS dan UUS) sebagai bagian dari industri perbankan nasional atau sektor penunjang keuangan sektor riil sangat diharapkan untuk mampu secara serius mensukseskannya. Namun sejak tahun 2006, porsi (share) pembiayaan investasi dari total pembiayaan menurun dan hanya berkisar dua puluh hingga dua puluh dua persen. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan investasi perbankan syariah meliputi dana pihak ketiga (DPK), tingkat margin pembiayaan investasi, pembiayaan investasi bermasalah dan inflasi selama periode triwulan keempat 2005 hingga triwulan ketiga 2010. Pengujian dilakukan dengan pembentukan model regresi linear berganda yang merujuk kepada persamaan pembiayaan dalam studi Sayed dan Nezamaddin (1995) mengenai perbankan di Iran yang kemudian dilanjutkan dengan analisis regresi metode OLS (Ordinary Least Square) atau penyimpangan (error) yang minimum. Setelah dilakukan pengujian secara parsial atau individual, ditemukan bahwa hanya variabel dana pihak ketiga dan tingkat margin pembiayaan investasi yang secara signifikan mempengaruhi pembiayaan investasi. Berdasarkan hasil pengujian tersebut, disarankan agar perbankan syariah untuk terus berupaya meningkatkan dana pihak ketiga dan menetapkan tingkat margin pembiayaan investasi sesuai perilaku dunia usaha yang rasional dan bersifat mengambang (flooting) ditengah dominasi kredit investasi perbankan konvensional, sehingga realisasi pembiayaan investasi yang lebih besar dimasa mendatang dapat ditingkatkan, yang pada akhirnya dapat mendorong percepatan nilai tambah dalam perekonomian.