Penggunaan rhizobium dan bakteri pelarut fosfat pada tanah mineral masam untuk memperbaiki pertumbuhan bibit sengon (paraserianthes falcataria(l.)Nielsen)

Main Author: Elfianti, Deni
Other Authors: Anas, Iswandi
Format: Masters
Bahasa: ind
Subjects:
Online Access: http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/3940
Daftar Isi:
  • Permasalahan yang utama dari tanah masam adalah cadangan unsur hara dan kesuburan tanah yang rendah, kandungan Al dapat ditukar tinggi, dan mempunyai kapasitas retensi P yang tinggi. Kemasaman tanah pada tanaman leguminosa akan menyebabkan terganggunya pertumbuhan tanaman, jumlah rhizobia dan pembentukan bintil akar berkurang serta terhambatnya fungsi dan perkembangan bintil. Sehubungan dengan hal ini penclitian dilakukan untuk mendapatkan isolate Rhizobium asal sengon yang toleran terhadap kemasaman dan Al sekaligus efektif dalam menambat nitrogen serta mendapatkan bakteri pelarut P yang efektif dalam meningkatkan ketersediaan P sehingga mampu untuk menunjang pertumbuhan tanaman sengon. Untuk tujuan tersebut dilakukan penelitian yang terdiri atas: (l) penelitian Rhizobium yang meliputi (a) koleksi isolat Rhizobium dari bintil akar tanaman sengon, (b) seleksi isolat Rhizobium yang toleran kemasaman dan AI, (c) seleksi isolat Rhizobium berdasarkan kemampuan menambat nitrogen, (d) penandaan isolat yang terpilih dengan antibiotik, dan seleksi mutan yang terbentuk, (e) pengujian efektivitas isolat yang terpilih pada tanah masam di rumah kaca; (2) penelitian bakteri pelarut P yang meliputi (a) isolasi bakteri pelarut P, (b) seleksi isolat bakteri pelarut P dalam me1arutkan P dari batuan fosfat dan AIP04 pada media cair dan tanah masam, (c) identifikasi isolat yang terpilih, (d) penetapan asam organik isolat yang terpilih, (e) pengujian efektivitas bakteri pelarut P di rumah kaca; (3) koinokulasi antara Rhizobium dan bakteri pelarut P di rumah kaca dan evaluasi di lapang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolat Rhizobium GR2-7 dan GR3-4 toleran terhadap kemasaman dan Al yang tinggi di media cair, sekaligus efektif dalam menambat nitrogen. Kedua isolat ini mampu meningkatkan bobot kering tanaman berturut-turut sebesar 167 dan 132% dibanding kontrol pada Ultisol dan 294 dan 269% pada Inceptisol. Inokulasi dengan isolat Rhizobium GR2-7 dan GR3-4 meningkatkan serapan nitrogen 353 dan 258% pada Ultisol dan 575 dan 642% pada Inceptisol bila dibandingkan dengan kontrol. Bakteri pelarut P, Enterobacter gergoviae-CKP3-3 dan Bacilus subtilis-GP3-2 efektif dalam meningkatkan ketersediaan P pada tanah masam yaitu 222 dan 209% disbanding kontrol. Inokulasi kedua bakteri ini dapat meningkatkan bobot kering tanaman sengon berturut-turut sebesar 93 dan 98% pada Ultisol dan peningkatan yang saran yaitu sebesar 35% pada Inceptisol, sedangkan serapan P meningkat 512 dan 496% pada Ultisol dan 307 dan 327% pada Inceptisol dibanding dengan kontrol. Koinokulasi antara Rhizobium dan bakteri pelarut P dapat meningkatkan hamper semua parameter yang diamati pada Ultisol pada percobaan rumah kaca dan mampu beradaptasi dengan kondisi lapang.
  • 04012590