Analisis Pendapatan dan Pola Konsumsi Nelayan Buruh ditinjau dari Garis Kemiskinan di Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang (Studi Kasus: Desa Paluh Sibaji, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang )

Main Author: Khairani
Other Authors: Butar-Burar, Hasudungan, Hutajulu, A.T.
Format: Student Papers
Bahasa: ind
Subjects:
Online Access: http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/34810
Daftar Isi:
  • Berbagai permasalahan yang mendasar dari kegiatan perikanan laut, khususnya pada kegiatan penangkapan ikan dilaut, sebahagian besar tidak terlepas dari kenyataan bahwa saat ini pendapatan nelayan sebagai pelaku kegiatan masih relatif rendah, bahkan sampai saat inipun rumah tangga nelayan merupakan salah satu kelompok masyarakat dengan taraf hidup yang paling rendah. Hal inilah yang menjadi latar belakang dalam penelitian ini. Metode penelitian yang digunakan yaitu secara purposive dimana jumlah populasi di daerah penelitian sebesar 193 jiwa dijadikan sampel yaitu sebesar 30 jiwa. Dari hasil penelitian diperoleh: 1. Karakteristik sosial ekonomi nelayan buruh di daerah penelitian meliputi rerata umur 31,67 tahun, lama pendidikan formal 5,5 tahun, curahan tenaga kerja melaut 233,1 HKP / tahun, pengalam melaut 11,33, dan frekuensi melaut 102 trip / tahun. 2. Secara serempak faktor sosial ekonomi ( umur, lama pendidikan formal, curahan tenaga kerja melaut, pengalaman melaut dan frekuensi melaut ) berpengaruh nyata terhadap pendapatan nelayan buruh. Secara parsial jumlah curahan tenaga kerja melaut dan frekuensi melaut berpengaruh nyata terhadap pendapatan nelayan buruh, sementara umur.lama pendidikan formal dan pengalaman melaut tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan nelayan buruh pada usaha penangkapan perikanan laut. Pendapatan nelayan buruh pada usaha penangkapan perikanan laut mendominasi total pendapatan keluarga (98,82 %). Rerata pendapatan nelayan buruh di desa penelitian ditinjau dari garis kemiskinan Sajogyo (1988) yang menyetarakan pendapatan perkapita / tahun dengan konsumsi beras berada diatas garis kemiskinan, begitu juga bila ditinjau dari garis kemiskinan BAPPENAS (2001) dengan melihat pengeluaran konsumsi pangan dan non pangan nelayan buruh di daerah penelitian maka nelayan buruh berada diatas garis kemiskinan. Rerata distribusi pengeluaran konsumsi pangan / tahun sebesar Rp. 3.889.640 mendominasi distribusi pengeluaran konsumsi non pangan sebesar Rp. 3.284.446,67. Pendapatan berpengaruh nyata terhadap pola konsumsi pangan dan non pangan nelayan buruh di daerah penelitian. Masalah-masalah yang dihadapi oleh nelayan buruh di daerah penelitian adalah kelangkaan ikan yang tersedia di laut dikarenakan trumbu karang banyak yang hancur, musim yang tidak menentu dan kapal-kapal besar yang berasal dari luar negeri beroperasi di areal penangkapan ikan Indonesia. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah nelayan buruh di daerah penelitian adalah para nelayan memperluas areal penagkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap yang canggih dan membuang drum- drum ke lautan untuk menggantikan terumbu karang yang rusak, untuk kelangsungan hidup keluarganya maka mereka harus mencari sumber kredit, agar dapat bersaing dengan kapal-kapal besar luar negeri maka mereka menyarankan kepada nelayan toke untuk membeli paralatan melaut yang lebih canggih sesuai perkembangan zaman, sehingga dapat meningkatkan hasil tangkapan dan pendapatan mereka.
  • 000309018