Pola Relasi Sosial Petani Dengan Buruh Tani Dalam Produksi Pertanian(Studi Deskriptif Masyarakat di Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)
Main Author: | Astuti, Sugi |
---|---|
Other Authors: | Sismudjito |
Format: | Student Papers |
Bahasa: | ind |
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/33733 |
Daftar Isi:
- Penulisan skripsi yang berjudul “ Relasi Sosial Petani Dengan Buruh Tani Dalam Produksi Pertanian” (Studi Deskriptif Masyarakat Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang), berawal dari ketertarikan penulis terhadap permasalahan berbagai bentuk relasi sosial petani dengan buruh tani dalam produksi pertanian di desa tersebut. Relasi yang yang terjalin antara petani dengan buruh tani dalam produksi pertanian tidak hanya relasi kerja melainkan relasi tersebut telah meluas pada relasi-relasi sosial yang berbeda-beda diantara petani dengan buruh tani. Relasi sosial ini terjalin dalam berbagai bentuk yaitu relasi sosial petani dengan buruh tani bebas, relasi sosial petani dengan buruh tani langganan, dan relasi sosial petani dengan buruh tani tetap. Dan relasi sosial disini seakan sudah terpola dan sudah menjadi suatu kebiasaan yang terjadi secara turun temurun sejak lama. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi deskriptif dengan penelitian kualitatif. Tekhnik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan studi kepustakaan. Adapun yang menjadi unit analisa dan informan dalam penelitian ini adalah petani dan buruh tani yang merupakan warga desa Tanjung Rejo. Interpretasi data dilakukan dengan menggunakan data-data yang didapat dari hasil observasi, wawancara, dan diinterpretasikan berdasarkan dukungan kajian pustaka sehingga dapat diambil suatu kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa relasi petani dengan buruh tani terbagi tiga bentuk yaitu relasi sosial petani dan buruh tani bebas terjalin relasi pertemanan dan relasi kerja, relasi petani dengan buruh tani langganan terjalin relasi kekerabatan, dan relasi petani dengan buruh tani tetap terjalin relasi patronase, dimana relasi ini terjalin lebih intens dan mengarah pada hubungan yang saling terkait satu sama lainnya dan relatif sulit dipisahkan karena relasi ini didasari oleh relasi yang saling membutuhkan dan menguntungkan. Dalam relasi petani dengan buruh tani tetap terikat dengan adat istiadat (keseganan), dengan hutang pinjaman, bantuan-bantuan, dan lainnya. Buruh tani tetap berkewajiban memberikan jasanya baik dalam pekerjaan maupun di luar pekerjaan pada saat kapanpun juga. Membalas budi merupakan salah satu moral dalam relasi patronase yang terjalin antaramereka. Pertukaran-pertukaran yang terjalin dalam relasi petani dan buruh tani di desa ini tidak hanya pertukaran ekonomi dalam pekerjaan tetapi juga terjalin pertukaran sosial. Alasan petani menggunakan jasa buruh tani langganan karena petani ingin membangun kedekatan emosional saling menguntungkan satu dengan yang lainnya dan menjaga keharmonisan dalam hubungan sosial sehingga mudah dalam pelaksanaan pekerjaan dan penetapan biaya atau upah buruh tani. Alasan petani menggunakan jasa buruh tani tetap yaitu karena lahannya terlalu luas dan membutuhkan perawatan yang rutin dalam produksi pertanian dan menciptakan pengawasan bagi buruh tani serta ingin menciptakan lapangan pekerjaan bagi buruh tani sebagai pekerja tetap. Berbagai bentuk relasi yang terjalin antara petani dan buruh tani mempengaruhi munculnya berbagai bentuk sistem pengupahan dalam produksi pertaniannya. Adapun bentuk-bentuk sistem pengupahan di desa ini yaitu sistem pengupahan sukarela, sistem pengupahan borongan, sistem pengupahan mingguan, sistem pengupahan harian, sistem pengupahan persenan, dan sistem pengupahan bulanan. Sistem pengupahan di desa ini ada yang mengalami pergeseran yaitu sistem pengupahan bawon menjadi sistem pengupahan persenan dan sistem sambatan menjadi sistem giliran yang lebih bersifat ekonomis.
- 080901024