Perilaku “Ngelem” Pada Anak Jalanan (Studi Kasus Anak Jalanan di Jalan Ngumban Surbakti Kelurhan Sempakata Kecamatan Medan Selayang)
Main Author: | Ginting, Mutiara |
---|---|
Other Authors: | Sudarwati, Lina |
Format: | Student Papers |
Bahasa: | ind |
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/28796 |
Daftar Isi:
- Anak jalanan berbeda dengan anak-anak pada umumnya yang tinggal dan hidup bersama orangtua yang memberikan perhatian dan kasih sayang. Anak jalanan merupakan anak-anak yang termarginalisasi karena tidak menerima perlakuan yang seharusnya mereka terima dan rasakan baik dari keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat maupun dari agen-agen sosial lainnya. Kehidupan tanpa aturan seringkali menjadi perlakuan yang mereka perlihatkan akibat kurangnya pendidikan yang mereka terima. Demikian pula halnya dengan perilaku menyimpang yang mereka lakukan sebagai pelarian dari kurangnya perhatian yang mereka harapkan. Perilaku ngelem merupakan salah satu perilaku menyimpang yang seringkali dilakukan oleh anak-anak jalanan di Jalan Ngumban Surbakti Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang. Ada beberapa faktor anak jalanan melakukan perilaku ngelem, seperti ngelem dapat memberikan rasa tenang dan menimbulkan halusinasi meskipun hanya sesaat, terpengaruh oleh teman sebaya dan keingintahuan untuk ikut mencoba, harga lem yang murah dan mudah didapat, rasa ketergantungan terhadap lem (ketagihan), serta perilaku ngelem yang dianggap sebagai bentuk kebiasaan yang menyenangkan di kalangan anak jalanan. Jalan Ngumban Surbakti Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang merupakan lokasi penelitian ini. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus dengan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Penelitian ini dilakukan terhadap 12 (dua belas) orang informan, yaitu 10 (sepuluh) orang anak jalanan pelaku ngelem dan 2 (orang) keluarga anak jalanan. Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa perilaku ngelem merupakan bagian hidup anak jalanan yang tidak mudah untuk dihindarkan dan dihilangkan. Hal ini disebabkan karena perilaku ngelem telah menjadi kebiasaan di kalangan anak jalanan, bukan hanya di Jalan Ngumban Surbakti, tetapi juga di berbagai tempat dimana anak jalanan sering mangkal. Hal ini didukung dengan mudahnya mendapatkan lem dengan harga yang masih terjangkau bagi ukuran anak jalanan. Akibat ngelem, anak-anak jalanan mengalami perubahan emosional yang tidak jarang membawa mereka kepada halusinasi dan perilaku negatif seperti, berbicara kotor, mencuri dan berkelahi. Dalam mengatasi perilaku ngelem, dibutuhkan keseriusan dari seluruh agen sosial untuk mengerjakan peranananya dengan baik dan terpadu. Keluarga sebagai agen pertama yang sangat berperan terhadap perkembangan anak, baik secara pribadi maupun sosial, khususnya dalam mendapatkan perhatian dan sosialisasi tentang apa yang baik dan yang benar.
- 070901049